TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan sigi Lingkaran Survei Indonesia Denny JA bukan kitab suci. Survei itu dianggapnya masih bisa salah.
Baca: Survei: Elektabilitas 5 Partai Ini di Bawah Ambang Batas Parlemen
"Saya yakin Pak Denny JA memahami survei beliau bukan lah kitab suci, karena dia sudah mengalami sendiri bagaimana kadang-kadang surveinya tidak akurat," kata Hidayat di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 13 September 2018.
Hidayat mengatakan, hasil survei LSI Denny JA sudah tiga kali tidak akurat pada pemilihan kepala daerah serentak. Ia menyebutkan di antaranya pada Pilgub DKI 2017, Pilgub Jawa Barat 2018, dan Pilgub Jawa Tengah 2018. Karena itu, Hidayat mengatakan partainya hanya menganggap survei LSI Denny JA kali ini sebagai masukan saja.
"Jelas ini bagian dari masukan tanpa harus alergi dan melebih-lebihkan. Ini adalah satu masukan bagi parpol dan kadidat juga bagi rakyat Indonesia, mengingat ini hanya survei yang bisa salah bisa benar," ujarnya.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam siginya memprediksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal menjadi pemenang di Pemilihan Umum 2019. Sementara itu, Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra mengisi posisi kedua.
PDIP bercokol di urutan pertama dengan elektabilitas mencapai 24,8 persen. Adapun Gerindra duduk di posisi kedua dengan elektabilitas 13,1 persen. Sementara PKS dan sejumlah partai lainnya terancam tidak lolos karena elektabilitas mereka berada di bawah angka parliamentary threshold 4 persen.
Baca: Enam Partai Diprediksi Tak Lolos ke DPR, Ada PSI dan Hanura
Berikut prediksi lengkap perolehan suara partai di Pemilu 2019 berdasarkan survei LSI Denny JA:
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 24,8 persen
2. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 13,1 persen
3. Partai Golkar 11,3 persen
4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,7 persen
5. Partai Demokrat 5,2 persen
6. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 3,9 persen
7. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,2 persen
8. Partai Nasional Demokrat (NasDem) 2,2 persen
9. Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 1,7 persen
10. Partai Amanat Nasional (PAN) 1,4 persen
11. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 0,6 persen
12. Partai Bulan Bintang (PBB) 0,2 persen
13. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,2 persen
14. Partai Berkarya 0,1 persen
15. Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) 0,1 persen
16. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,1 persen
17. Undecided voter 25,2 persen
FRISKI RIANA | AHMAD FAIZ