TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan memberi catatan khusus terhadap dakwah yang dilakukan KH Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah di sebuah klub malam di Bali. Dakwah itu diunggah dalam tayangan video dan viral di YouTube.
Baca: Dakwah Gus Miftah di Klub Malam Jadi Polemik, Ini Saran MUI
"Dakwah seharusnya merangkul, bukan memukul," ujar Amirsyah saat dihubungi Tempo pada Kamis, 13 September 2018.
Dakwah yang dilakukan Gus Miftah dinilai memukul dari sisi sarana dan prasarana. Ini membuat banyak pihak tidak nyaman. MUI pun memberi catatan bahwa audiens dakwah Gus Miftah berada dalam kondisi yang kurang tepat.
Amirsyah berujar, banyak hal yang perlu diperhatikan saat berdakwah. Pertama, substansi yang berkaitan dengan isi yang harus disampaikan dalam kegiatan berdakwah. Hal ini supaya makna dakwah tersebut sesuai dengan target dan sasarannya.
Kedua, metodologi. Menurut Amirsyah, pendakwah harus menggunakan cara yang tepat agar kondisi syiar agamanya mendukung. "Apalagi dakwah adalah ajakan untuk menuju jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam berdasarkan Al-Quran," tuturnya.
Amir menilai, metode dakwah yang dilakukan Gus Miftah kurang tepat karena berada di lingkungan hiburan malam. Karena itu, Gus Miftah harus mereposisi supaya dakwahnya lebih mengena untuk sasaran.
Baca: Pesan MUI untuk Ma'ruf Amin Setelah Nonaktif Jadi Ketua
Ketiga, dakwah harus dilakukan berdasarkan prinsip dan nilai ajaran Islam. "Dakwah itu transfer of value, untuk mengubah perilaku dari yang tidak baik menjadi baik, yang baik ke lebih baik lagi," ujarnya.
Gus Miftah selama ini dikenal sebagai pengampu Pondok Pesantren Ora Aji Tundan di Yogyakarta. Ia acap menyampaikan dakwahnya di klub-klub malam. Bahkan di kawasan prostitusi Sarkem atau Pasar Kembang.
Dakwah Gus Miftah viral setelah tayangan ceramahnya di sebuah klub malam di Bali diunggah di YouTube. Dalam video tersebut, Gus Miftah menyampaikan bahwa semaksiat apa pun manusia di hadapan sesamanya, ia masih diberkahi oleh Yang Maha Kuasa.