TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan Setya Novanto sempat bertemu dengan Eni Saragih, tersangka suap proyek PLTU Riau-1, di Rutan Cabang KPK di belakang gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
Baca juga: Permintaan Setya Novanto ke Eni Saragih Terkait Suap PLTU Riau-1
"Kalau pertanyaan sempat ada pertemuan antara SN (Setya Novanto) dengan tersangka EMS di rutan, memang benar ada pertemuan tersebut dan kami sudah mengidentifikasi karena seluruh kawasan bisa dilihat CCTV," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 12 September 2018.
Selain Eni Saragih, KPK juga telah menetapkan dua tersangka lainnya dalam kasus itu, yakni Johannes Budisutrisno Kotjo (JBK) yang merupakan pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited serta mantan Menteri Sosial dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (IM).
"Jadi, penyidik sudah tahu persis pertemuan yang terjadi dan apa yang dibicarakan di sana tetapi memang kami belum bisa sampaikan karena ini masih dalam proses penyidikan. Jadi, hanya itu yang bisa dikonfirmasi," kata Febri.
Sebelumnya, Fadli Nasution, pengacara Eni Saragih menyatakan Setya Novanto berupaya mempengaruhi kliennya agar tidak menceritakan peran Novanto dalam kasus PLTU Riau-1.
"Pak Setya Novanto (SN) minta Bu Eni tidak membuat keterangan di BAP tentang peran Pak SN dalam proyek PLTU Riau-1, padahal beliau pelaku utamanya bersama-sama dengan Pak Kotjo," kata Fadli di Jakarta, Senin, 10 September 2018.
Sebelumnya, Eni yang saat ini ditahan di Rutan Cabang KPK di belakang Gedung Merah Putih KPK Jakarta, sempat menyatakan bahwa dirinya sempat didatangi oleh mantan Ketua DPR RI.
Baca juga: Pengurus Golkar Kembalikan Uang Dugaan Suap PLTU Riau-1 ke KPK
"Ya tadi saya sudah menyampaikan kepada penyidik karena tadi penyidik juga menanyakan kepada saya, mengonfirmasi kepada saya atas kedatangan Pak Novanto menemui saya," kata Eni Saragih usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 7 September 2018.
Ia pun mengatakan bahwa kedatangan Setya Novanto tersebut membuat dirinya kurang nyaman.
"Yang pasti sudah saya sampaikan semua kepada penyidik ya, memang apa yang disampaikan Pak Novanto membuat saya kurang nyaman," kata Eni.
Idrus diduga bersama-sama dengan Eni menerima hadiah atau janji dari Kotjo pemegang saham Blakgold Natural Resources Limited terkait kesepakatan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1.
Baca juga: KPK Petakan Aset Setya Novanto Terkait Uang Pengganti
Idrus diduga mengetahui dan memiliki andil terkait penerimaan uang dari Eni Saragih dari Johanes. Yaitu pada November-Desember 2017 Eni menerima Rp 4 miliar sedangkan pada Maret dan Juni 2018 Eni menerima Rp 2,25 miliar.
Tersangka Eni Saragih juga diketahui telah mengembalikan uang Rp 500 juta kepada penyidik KPK.