TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief berjabat tangan dengan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Momen ini berlangsung sesaat setelah konferensi pers di rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan.
Baca juga: Prabowo Bertemu SBY Hari Ini, Membahas Apa?
Awalnya, Andi Arief berdiri di belakang Prabowo. Adapun di barisan depan, Prabowo berdiri didampingi Sandiaga di sebelah kanan dan Ketua Komando Satuan Tugas Bersama Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY di sisi kiri.
Setelah konferensi pers usai, Andi tampak bergerak maju mendekati Prabowo. Ketua Umum Partai Gerindra itu pun menyambut Andi yang mendekatinya. Keduanya lantas berjabat tangan, lalu Prabowo merangkul Andi dengan tangan kanannya. Keduanya tampak tertawa sembari momen itu diabadikan awak media.
Tak lama, para petinggi kedua partai dan awak media memanggil-manggil Sandiaga yang sudah berjalan lebih dulu menuju mobil. "Pak Sandi sini Pak Sandi...."
Sandiaga pun berbalik kembali menuju teras rumah SBY. Dia mendekati Andi dan berjabat tangan. Sandiaga dan Andi pun mengangkat tangan mereka yang berjabatan ke atas kepala. Pelukan Prabowo dan jabat tangan Sandiaga dengan Andi Arief malam ini menuai sorakan dari para petinggi kedua partai.
Andi Arief sebelumnya membuat panas hubungan Demokrat dan Gerindra di awal pencalonan Prabowo - Sandiaga. Mantan aktivis 1998 itu menuding Sandiaga menggelontorkan uang untuk Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional demi pencalonannya. Menurut Andi, masing-masing partai menerima Rp 500 miliar dari Sandi.
Baca juga: Bermain Dua Kaki, Sekjen Gerindra: Demokrat Sudah Lapor Prabowo
Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus yang tak konsisten pada komitmen koalisi dengan Demokrat. "Jenderal kardus punya kualitas buruk. Kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS," kata Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief_, Rabu, 8 Agustus 2018 pukul 21.50 WIB.
Persoalan dugaan mahar ini bahkan sempat berlanjut ke Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu. Andi sempat dipanggil menjadi saksi, tetapi tak hadir lantaran berada di luar kota menunggui orang tuanya yang sakit. Dia pun menawarkan pemeriksaan melalui teleconference atau penjadwalan ulang. Namun, rapat pleno Bawaslu belakangan memutuskan menutup kasus tersebut.