Kebakaran dan tenggelamnya KRI Rencong-622 hanya sehari setelah TNI AL menggelar upacara peringatan HUT Ke-73 TNI Angkatan Laut di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara pada Minggu, 9 September 2018.
Dinas Penerangan TNI AL dalam keterangannya dari Jakarta menyatakan bahwa kapal perang tersebut membawa senjata utama sistem peluru kendali permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara MM-39 Exocet buatan Aerospatiale, Prancis. Status perjalanan kapal di bawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut Armada III TNI Angkatan Laut.
Kobaran Api Membesar Listrik Kapal Putus
Sekitar pukul 07.00 Waktu Indonesia Timur, KRI Rencong-622 menjalani pemanasan turbin gas. Dimulai dengan start sistem unit pendukung daya tambahan (APU) turbin gas sebagai bagian dari sistem propulsi utamanya. Turbin gas mesin kapal perang buatan Korea Selatan itu sempat hidup dan kemudian mati.
Kapal perang cepat, KRI Rencong 622 terbakar di perairan Sorong, Papua Barat. kapal perang dengan senjata utama sistem peluru kendali permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara, MM-39 Exocet buatan Aerospatiale, Prancis ini juga tenggelam usai terbakar. Foto/antaranews.com
Pada saat diperiska bagian panel kendali turbin gas, indikator tidak menunjukkan ada kelainan fungsi. Namun, ketika dicek ke ruang turbin gas, tiba-tiba muncul api. Menghadapi kondisi ini, personel kapal langsung melaksanakan "peran kebakaran" (perintah aksi penanggulangan kebakaran).
Sambil tetap berupaya mengatasi kebakaran, komandan mengarahkan kapal mendekat ke daratan dan melego jangkar dekat Pulau Yefdoif di Perairan Sorong. Di sini kobaran pi semakin membesar dan semua aliran listrik kapal putus, serta api merambat mendekati gudang amunisi kapal.
Seluruh Awak KRI Rencong-622 Selamat