TEMPO.CO, Seoul - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan kuliah umum kepada mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dan Malaysia di Universitas Hankuk Seoul, Korea Selatan, Selasa, 11 September 2018.
Baca: Presiden Korea Selatan Ajak Jokowi Blusukan ke Dongdaemun
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan beberapa meteri Kabinet Kerja tiba di Universitas Hankuk sekitar pukul 10.30 waktu setempat. Rombongan Jokowi langsung disambut para mahasiswa dengan tepuk tangan ketika memasuki ruang pertemuan.
Pihak universitas mengatakan sebanyak 17 pemimpin negara telah diundang untuk memberikan kuliah umum. Presiden Jokowi merupakan pemimpin negara ke-18 yang hadir di Universitas Hankuk.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan sudah banyak pemimpin yang terkenal, seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama, pemimpin Uni Soviet Gorbachev, Sekjen PBB Ban Ki-moon, tetapi mereka belum pernah melakukan atraksi naik motor. "Saya cukup yakin dari mereka tidak ada pernah loncat di atas mobil dengan mengendarai motor, enggak ada," kata Presiden Jokowi yang disambut ketawa hadirin.
Baca: Melawat ke Korea Selatan, Jokowi Sepakati Ini dengan Moon Jae-in
Jokowi dalam acara itu juga mengingatkan mahasiswa Korea Selatan dengan aksi yang ditunjukkannya saat acara pembukaan Asian Games di Jakarta dan Palembang. Ia menyampaikan bahwa atraksi motor itu hanya sebagai hiburan untuk acara pembukaan pesta olahraga terbesar di Asia tersebut.
"Asian Games tahun ini benar-benar memperagakan gambaran spetakuler 'human capital' yang luar biasa yang ada di Asia," kata Jokowi.
Jokowi menuturkan Asian Games ke-18 diikuti lebih dari 11.000 atlet dan 2.500 ofisial dari 45 negara bertanding di 40 cabang olahraga sehingga menjadikan Asian Games terbesar dalam sejarah.
Dalam pergelaran Asian Games itu, kata Jokowi, juga ada yang membahagiakan, yaitu bersatunya Korea saat defile atlet dengan menggunakan satu bendera yakni Korea Bersatu.
Baca: Korea Selatan Minta Dukungan Indonesia untuk Perdamaian Korea
Ketika itu, Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-yeon dan Deputi PM Korea Utara bergandengan tangan. Dalam tanya jawab dengan salah satu mahasiswa yang menanyakan bersatunya Korea ini, Presiden Jokowi mengatakan bahagia.
Jokowi juga mengapresiasi inisiasi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang mengadakan pertemuan sebagai sejarah baru perdamaian semananjung Korea. "Sebuah sejarah karena Korea sudara dekat, satu rumpun, kalau bertemu adalah sebuah hal yang wajar dan saya sangat berbahagia," katanya.