TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan telah menerima surat pemberitahuan meninggalnya dua orang pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yakni Bahrun Naim dan putra pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, Hudhayfah Al Badri. Surat pemberitahuan tersebut diterima Ryamizard Ryacudu pada 20 Juli 2018.
"Dia kan mati, bisa juga langsung kasih tahu saya. Tapi harus cek dulu benar atau tidak. Tapi ini sudah 95 persen mati. Mudah-mudahan benar," ucap Ryamizard di kawasan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Senin, 10 September 2018.
Baca: Polisi akan Cek Informasi Tewasnya Bahrun Naim di Suriah
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan ia belum mengetahui adanya surat pemberitahuan tersebut. "Belum, belum ada," kata dia.
Polri, kata Setyo, akan mengecek kebenaran informasi tewasnya Bahrun. Sebab beberapa kali kabar tersebut beredar namun belum dapat diverifikasi kebenarannya.
Bahrun Naim merupakan perekrut teroris melalui media online dan instruktur pembuatan bom. Menurut beberapa sumber, ia juga melakukan rekrutmen melalui propaganda di Internet serta mempengaruhi pemuda Indonesia bergabung dengan ISIS di Suriah.
Simak: Bahrun Naim Dikabarkan Tewas, Kemenlu Bilang Ini
Dikutip dari Channel News Asia, Bahrun Naim dikabarkan tewas oleh serangan drone Amerika Serikat di Suriah sebelum Ramadan. Kabar sebelumnya menyebutkan, Bahrun tewas pada November 2017 tetapi tidak ada yang bisa memberikan klarifikasi tentang kematiannya.
Bahrun diketahui menjadi penyumbang serangan teror besar di Indonesia, termasuk pada aksi ledakan bom bunuh diri pada 2016 dan penembakan di Starbuck Cafe Jakarta yang menewaskan empat warga sipil dan melukai lebih dari 20 orang.
Pada Juli 2017, Dewan Keamanan PBB telah memasukkan nama Bahrun Naim ke dalam daftar orang yang terlibat dalam pendanaan, perencanaan, memberikan fasilitas, dan menyiapkan aksi demi kepentingan ISIS.