Tantangan Layanan Kesehatan di Indonesia
Meski tak masuk dalam survei di atas, di Indonesia, Caroline melihat bahwa akses perawatan yang dapat dijangkau masyarakat menjadi isu kritis. Sebab, pendistribusian tenaga medis profesional di Indonesia belum merata. Ditambah, kata dia, tingkat kematian ibu melahirkan di Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Caroline menjelaskan, teknologi layanan kesehatan terkoneksi pertama kali sudah diterapkan oleh Philips di Sumatera Barat. Philips meluncurkan solusi berbasis ponsel pintar, Mobile Obstetric Monitoring (MOM), untuk memudahkan bidan di daerah terpencil memantau kesehatan ibu hamil. Ia mengatakan bahwa aplikasi tersebut sudah terbukti mengurangi resiko kematian ibu hamil, ketika digunakan kepada 650 wanita.
"Dengan ultrasound ponsel mengirim semua data ke cloud dan dokter dapat melihat itu dan memberikan saran kembali," kata dia.
Baca juga: Diagnosa Penyakit, Kini Bisa Lewat Ponsel
Selain tingginya kematian ibu hamil, Caroline melihat aspek secara umum yang juga bakal dialami Indonesia adalah keberadaan populasi menua. Lebih dari 50 persen populasi dunia yang menua berada di Asia. Jumlah tersebut, kata dia, akan naik tiga kali lipat pada 2050. "Itu akan terus menjadi beban besar pada sumber daya," katanya.
Keberadaan populasi menua juga beriringan dengan meningkatnya penyakit kronis. Karena itu, Caroline menilai teknologi menjadi penting dalam menyediakan layanan yang tepat dalam perawatan pasien menua.
"Kita dapat menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Inteligent) untuk dapat memantau dan memprediksi kapan hal itu bisa terjadi, dan dapat membantu menahannya dan mengelolanya," kata Caroline.