TEMPO.CO, Jakarta - Ustad Abdul Somad menyampaikan nasihat untuk Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno dalam prosesi adat "Tepuk Tepung Tawar" di Balai Adat Melayu Riau, Pekanbaru, Selasa, 4 September 2019. Tepuk Tepung Tawar merupakan prosesi menyambut tamu, lalu mendoakan kebaikan sambil menabur ramuan.
Baca: Abdul Somad Batal Ceramah di Malang, Panitia: Tidak Ada Ancaman
"Manusia boleh buat tipu daya, Apalah susah bermain kata, apalagi bermain citra. Tapi ada yang maha kuasa, bila dia berkehendak semua nyata. Detak jantung mu dalam kuasanya, bila Dia katakan kun kau pun sirna," kata Abdul Somad yang bergelar Datuk Seri Ulama Setia Negara.
Abdul Somad juga melemparkan pantun yang mengangkat masalah pekerja Indonesia. Dalam pantunnya ini, Abdul Somad "menyindir" Indonesia yang kaya raya tapi tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Begini bunyinya: "Pahlawan devisa negara meninggalkan sanak saudara, hanya mencari pelepas dahaga. Negeri kaya tiada terkira, mengapa tiada dibina serta. Akhirnya apa yang terkata, menjadi kuli di rumah saudara, mereka tiada hina."
Tidak hanya pantun serius, Abdul Somad juga memberikan pantun jenaka. Dia mengatakan, "Anambas di tengah samudera, pipa gas di pelupuk mata. Untaian zamrud khatulistiwa, budak melayu duduk menyapa. HP mahal tiada berguna tak ada signal kata mereka."
Simak juga: Kabareskrim Persilakan Ustad Abdul Somad Melapor Jika Diancam
Selain itu, Abdul Somad juga memberikan pantun nasihat untuk Sandiaga Uno tentang amanah. Abdul Somad mengatakan, "Kalau mentari duduk di istana tentulah kaki akan melangkah. Kalau Allah titipkan kuasa, jangan angkuh semena-mena. Kalau Allah titipkan kuasa kaya dan miskin dipandang sama. Kalau Allah titipkan kuasa, cerdik mulia bodoh dibina. Kalau Allah titipkan kuasa jangan asyik bersolek rupa. Kalau Allah titipkan kuasa padi disemai dipetik serta. Kalau Allah titip kuasa bagi lah minyak itu merata-rata".