TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan membela bakal calon wakil presiden, Sandiaga Uno, ihwal pidatonya di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta pada Sabtu, 1 September lalu yang dianggap membawa politik ke kampus. Zulkifli mengklaim, kehadiran dan kuliah umum Sandiaga di Uhamka tidak mencuri start kampanye pemilihan presiden 2019.
Baca: KPU Sesalkan Zulkifli Hasan Bicara Ganti Presiden di Kampus
"Mana mencuri, yang dicuri itu siapa?" kata Zulkifli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, 3 September 2018.
Zulkifli pun meminta kepada pihak-pihak yang mengkritik Sandiaga membaca peraturan. "Yang kritik siapa, baca peraturannya, jangan sirik," ujarnya.
Zulkifli beralasan, hingga saat ini Komisi Pemilihan Umum belum menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk pilpres 2019. Dengan begitu, kata dia, Sandiaga boleh berkeliling ke mana saja, termasuk ke kampus-kampus.
Baca: PKB Menyayangkan Ketua MPR Bicara Ganti Presiden di Kampus
Menurut Zulkifli, Sandiaga sebagai bakal calon wakil presiden memang harus aktif bersosialisasi dengan masyarakat. "Ke mana saja boleh. Masa orang mau jadi calon presiden disuruh tidur aja di rumah, diem-diem aja," ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini.
Dalam pidato kuliah umumnya di Uhamka, Sandiaga berbicara ihwal kewirausahaan. Sandiaga menceritakan pengalamannya membangun perusahaan dan program OK OCE yang dia kerjakan sewaktu aktif sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Baca juga: Alasan Sandiaga Mau Fokus Menarik Hati Millenial di Pilpres 2019
Namun, Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat Andi Nurpati yang turut hadir mengajak mahasiswa Uhamka untuk mengganti pemerintahan secara konstitusional. Pernyataan ini kemudian menuai kritik bahwa kubu Sandiaga berpolitik praktis di kampus dan mencuri start kampanye.