TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, mengatakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan yang ingin mendidik masyarakat dalam berdemokrasi. “Sudah banyak pakar yang menyebutkan. Gerakan ini edukasi publik yang penuh kesantunan, ingin mendidik masyarakat agar cerdas dan berani,” kata Mardani ketika dihubungi Tempo, Kamis, 30 Agustus 2018.
Baca: Sindir Pelarangan #2019GantiPresiden, Demokrat: Zaman Presiden SBY Ada Istilah Cabut Mandat
Meski menuai banyak penolakan, Mardani, yang merupakan salah satu inisiator gerakan ini, mengatakan akan terus melanjutkan #2019GantiPresiden. Alasannya, dia menuturkan, menyatakan pendapat merupakan langkah konstitusional.
Mardani mengatakan gerakan #2019GantiPresiden justru akan semakin besar jika dilarang. Sebab, ia menyebut gerakan tersebut berasal dari masyarakat. Mardani mengklaim banyak masyarakat di daerah yang meminta deklarasi gerakan ini.
Simak: Din Syamsuddin Sebut #2019GantiPresiden Bentuk Aspirasi
Baca Juga:
“Selama ada undangan (mengadakan deklarasi), kami akan coba terus jalan. Hari ini saja sudah ada yang minta, padahal 1 September kami ke Aceh, tanggal 7 kami ke Lampung,” kata Mardani.
Mardani menyayangkan pelarangan aksi deklarasi #2019GantiPresiden di beberapa daerah. Selama ini, kata dia, deklarasi yang diselenggarakan sudah memenuhi prosedur. Ia pun mempertanyakan kenetralan aparat.
Baca juga: Sandiaga Serukan Kubu #2019GantiPresiden - #Jokowi2Periode Rukun
Sebelumnya, salah satu aktivis gerakan #2019GantiPresiden, Neno Warisman, ditahan oleh segerombolan orang di bandara Pekanbaru, Riau, saat hendak menghadiri tur musik bertajuk “#2019GantiPresiden”. Hal serupa terjadi pada musikus Ahmad Dhani yang dihadang massa organisasi kemasyarakatan di hotelnya di Surabaya.