TEMPO.CO, Lombok - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat kekurangan alat berat untuk membersihkan puing-puing bangunan yang roboh akibat gempa Lombok.
Baca juga: Fahri Hamzah Kritik Inpres Penanganan Gempa Lombok Jokowi
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Barat I Made Arthadana mengatakan tak bisa membantu maksimal untuk pembersihan puing bangunan. "Bagaimana kami mau maksimal kalau alat berat kita terbatas," ujarnya.
Made mengatakan pihaknya hanya memiliki satu unit eskavator, satu unit beko, dan satu unit dump truck.
Dengan keterbatasan alat, Made mengaku tidak bisa mempercepat pembersihan puing-puing. Ia mencontohkan, pembersihan di Dusun Kerandangan membutuhkan waktu sebelas hari.
"Belum lagi soal operasional, setiap alat berat minimal membutuhkan biaya sebesar Rp 1,2 juta per hari," kata Made.
Baca juga: Penanganan Gempa Lombok, Mensos: Ada Motif Jahat kepada Jokowi
Made mengusulkan agar Pemerintah melalui BNPB dan TNI selaku koordinator penanganan bencana bisa melibatkan pengusaha yang memiliki alat berat.
"Kalau mereka dilibatkan, relatif mudah buat kita mempercepat pembersihan puing-puing," kata Made.
Di tempat terpisah, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengakui adanya kesulitan alat berat tersebut. Ia sendiri sudah menandatangani surat permohonan beberapa hari yang lalu.
"Kita sudah surati Pak Danrem (Komandan Korem 16/ NTB, red) dan BNPB untuk minta bantuan alat berat," kata dia.
Baca juga: Gempa Lombok, Pemerintah NTB Bisa Pakai Cadangan Beras Bulog
Seperti diketahui, gempa Lombok telah meluluhlantakkan banyak bangunan, baik rumah, tempat ibadah, maupun fasilitas umum. Kerusakan terberat terjadi di Kabupaten Lombok Utara membuat banyak alat berat terkonsentrasi untuk melakukan pembersihan di sana.
Sedangkan untuk di Lombok Barat sendiri, atas bantuan TNI dan pihak DPU-PR, sudah mulai melakukan pembersihan di beberapa tempat, seperti di Desa Dasan Geria, Desa Senggigi, dan Desa Selat.