TEMPO.CO, Jakarta - Jemaah An-Nadzir di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, melaksanakan salat Idul Adha, Selasa, 21 Agustus 2018. Jemaah ini menjalankan salat Idul Adha satu hari lebih cepat dari keputusan Kementerian Agama yang menyatakan 10 Dzulhijjah jatuh pada Rabu, 22 Agustus 2018.
Baca: Asal Usul Jemaah An-Nadzir di Sulawesi Selatan
"Kami telah mengamati dalam menentukan awal bulan dan akhir serta melihat perjalanan bulan Zulkaidah," kata juru bicara jemaah An-Nadzir, Ustad Lukman A. Bakti setelah salat Idul Adha, Selasa, 21 Agustus 2018.
Menurut dia, parameter untuk menentukan Idul Adha adalah dengan mengamati air pasang laut dan terbitnya bulan. Sebab, hal itu sudah menjadi rujukan jemaah An-Nadzir sehingga pada 11 Agustus, tepatnya pukul 13.30 Wita, puncaknya tertinggi air laut. "Itu merupakan indikator kami perjalanan akhir bulan dan masuk bulan baru," ujarnya.
Namun ia mengaku baru menghitung awal bulan Zulhijah pada Ahad, 12 Agustus 2018. Sebab, pergantian bulan terjadi pada siang hari. Karena itu, untuk menentukan 10 Zulhijah, ia tinggal menghitung 10 hari ke depan. "Sesungguhnya 21 Agustus itu sudah masuk 10 Zulhijah. Jadi kami laksanakan salat Idul Adha," ujar Lukman.
Simak: Idul Adha, Omzet Pedagang Kambing Tanah Abang Tembus Rp 1 Miliar
Lukman mengatakan, pada Idul Adha kali ini, jemaah An-Nadzir menyembelih tiga ekor sapi. Dua ekor disembelih pada Selasa, 21 Agustus 2018 dan sisanya Rabu, 22 Agustus 2018.