TEMPO.CO, Jakarta -Gempa berkekuatan 6,7 skala Richter (SR) mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat malam, 17 Agustus 2018, pukul 22.35 WIB. Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gempa tidak berpotensi tsunami.
Menurut data yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, kata Sutopo, gempa dirasakan masyarakat sekitar selama 2-3 detik di Manggarai Barat, NTT. "Tidak ada kepanikan. Sebagian masyarakat keluar rumah," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Jumat menjelang tengah malam, 17 Agustus 2018.
Baca: Viral Ancaman Gempa Bermagnitudo 6,9 SR di Lombok, Ini Kata BMKG
Hingga saat ini, Sutopo melanjutkan, BNPB belum menerima laporan kerusakan rumah atau bangunan serta adanya korban jiwa.
Dia menuturkan gempa juga dirasakan di beberapa kota lain, di antaranya gempa ringan di Kota Mataram dan Lombok Tengah masing-masing selama 3 detik dan 3-4 detik. Di Kota Ende, masyarakat merasakan gempa dengan kekuatan sedang selama sekitar 3 detik.
Intensitas gempa juga dirasakan di beberapa daerah, antara lain Bima, Lombok Utara, Waingapu, Mataram, Loteng, Kuta, Denpasar, dan Lobar. Rata-rata gempa berskala II-IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Di skala ini, umumnya bangunan tidak mengalami kerusakan. Sutopo menyebutkan bangunan akan mengalami kerusakan parah jika intensitas gempa lebih besar dari VI MMI seperti di Lombok, pekan lalu.
"Kekuatan gempa cukup besar, tetapi berada di kedalaman dasar laut yang dalam sehingga dampak guncangan yang dirasakan tidak keras," ucapnya.
Gempa tersebut terjadi di kedalaman 559 kilometer pada jarak 125 kilometer barat laut Manggarai Barat. Koordinat gempa berlokasi di 7,55 Lintang Selatan dan 119,89 Bujur Timur.