INFO NASIONAL - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan pada percepatan pembangunan proyek infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas serta memangkas biaya pergerakan barang dan jasa. Karena itu, Perseroan menyalurkan kredit investasi berskema sindikasi senilai Rp 2,106 triliun untuk pembangunan ruas Jalan Tol Jakarta–Cikampek II (Elevated) sepanjang 38,6 kilometer, yang akan dibangun di atas ruas jalan tol eksisting.
Adapun penandatanganan perjanjian kredit dilakukan Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar dan Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono disaksikan Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Aryani, di Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018.
Baca Juga:
Secara total, kredit investasi sindikasi yang diterima PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebesar Rp 11,363 triliun, yang berasal dari 16 kreditur lembaga keuangan konvensional (termasuk Bank Mandiri) dan syariah. Adapun Bank Mandiri ditunjuk menjadi agen fasilitas dan agen penampung.
Menurut Royke, keikutsertaan Bank Mandiri dalam sindikasi ini mengindikasikan konsistensi Perseroan dalam mendukung sinergi antar-BUMN pada program-program strategis pemerintah, khususnya dalam percepatan penyediaan infrastruktur utama.
“Bank Mandiri memiliki komitmen yang kuat dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur penting, seperti pembangunan jalan tol dan pembangunan bandara maupun pelabuhan laut. Karena itu, kami memiliki produk-produk pembiayaan yang bisa dimanfaatkan, termasuk pada tahap pembebasan lahan, pembangunan konstruksi maupun tahap pengoperasian,” ujar Dikdik.
Baca Juga:
Hingga Semester I 2018, Bank Mandiri menyalurkan kredit pembangunan jalan tol sebesar Rp 10,6 triliun, naik 26 persen dibandingkan dengan Juni 2017 yang sebesar Rp 8,4 triliun.
Untuk keseluruhan sektor infrastruktur, Bank Mandiri mengucurkan pembiayaan senilai Rp 165,8 triliun hingga Juni 2018. Dari nilai tersebut, Rp 39,3 triliun dialokasikan untuk pembangunan transportasi termasuk bandara dan pelabuhan, Rp 36,8 triliun untuk pembangkit listrik, Rp 24,1 triliun untuk proyek migas dan energi terbarukan, Rp 18,3 triliun untuk sektor jalan tol, konstruksi, dan sisanya untuk pembangunan telematika, perumahan dan fasilitas kota, serta sektor lainnya.
“Hampir sekitar 75 persen kehadiran Bank Mandiri dalam berbagai proyek jalan tol tersebut direalisasikan secara sindikasi, baik dengan bank BUMN, bank swasta, maupun lembaga keuangan non-bank. Hal ini merupakan salah satu strategi ini untuk mengelola risiko dan menjaga kualitas pembiayaan kami,” kata Royke. (*)