Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelang HUT RI, Perpustakaan MPR Kupas Buku Hatta

image-gnews
Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-73, Perpustakaan MPR lewat acara “Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat” membedah buku karya Mohammad Hatta yang berjudul “Sekitar Proklamasi” di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 15 Agustus 2018,
Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-73, Perpustakaan MPR lewat acara “Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat” membedah buku karya Mohammad Hatta yang berjudul “Sekitar Proklamasi” di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 15 Agustus 2018,
Iklan

INFO NASIONAL - Menjelang HUT Republik Indonesia (RI) ke-73 tahun, Perpustakaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) lewat acara “Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat” membedah buku karya Mohammad Hatta yang berjudul Sekitar Proklamasi. Dalam acara yang digelar di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 15 Agustus 2018, ini hadir sebagai narasumber anggota MPR Fraksi Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian; sejarah dari UI, M. Sodikin; dan pengamat buku, Arif Pradono.

Menanggapi buku karya Wakil Presiden I Indonesia itu, Sodikin mengatakan, buku yang ditulis Hatta sebagai upaya untuk meluruskan sejarah menjelang Indonesia merdeka. Hal itu diakui banyak penulis buku sejarah termasuk dari orang luar negeri, yang membumbui fakta dengan dongeng sehingga membuat kejadian yang ada menjadi dramatis. Dikatakan, sebagai pelaku sejarah, Hatta menulis kejadian yang ada secara obyektif, sehingga kejadian itu tak sedramatis yang dibayangkan orang. “Dari buku ini, Hatta meluruskan sejarah yang tak sesuai dengan kenyataan,” ucapnya.

Menjelang Indonesia merdeka, menurut Sodikin, Hatta merupakan satu dari lima tokoh yang disebutnya sebagai aktor intelektual. Di BPUPKI dan PPKI, Hatta merupakan sosok yang terlibat langsung dalam sebuah proses perjalanan bangsa. “Ia mempunyai pandangan dan gagasan ke depan tentang sebuah bangsa,” ujarnya. Dari sinilah ia menyebut Hatta sebagai Bapak Bangsa. Sodikin di hadapan peserta mengajak kepada semua untuk merefleksikan isi buku itu. “Apakah kita masih sesuai di jalur harapan bangsa?” katanya.

Arif Pradono dalam kesempatan itu menyebut buku karya Hatta tak mengedepankan anak muda sebagai penggerak terlaksananya proklamasi. Ia membandingkan dengan buku karya Adam Malik yang menyebut anak muda sebagai penggerak kemerdekaan Indonesia. Pradono sendiri mengakui kalau dalam setiap perubahan yang terjadi di muka bumi, anak mudalah sebagai agent perubahan. Ia menyebut Gajah Mada, Sudirman, aktivis 66, aktivis 98, adalah tokoh-tokoh perubahan, di mana kala itu mereka masih tergolong muda. “Perbedaan Hatta dan Adam Malik bisa jadi mereka dalam posisi yang berbeda. Adam Malik sebagai bagian dari anak muda, sedang Hatta dari kelompok yang disebut kaum tua,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Hetifah mengatakan siapa saja bisa menjadi pelaku sejarah. Setiap generasi disebut memiliki sejarah tersendiri. “Kita menjadi pelaku sejarah di keluarga atau kampus,” ujarnya. Sebagai anggota DPR dan MPR, dia mengakui merupakan bagian dari sejarah politik di Parlemen. “Diharapkan, dari sejarah yang ada, kita bisa memaknai peristiwa. Yang bagus kita lanjutkan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam soal sejarah yang ada bumbunya, dongeng dan legenda, misalnya, diakui memang ada unsur seperti itu agar yang tampak di publik menguntungkan. “Sejarah yang tak terlepas dari dunia politik memang ada unsur kepentingan yang ada,” ujarnya. Dia pun menyebut banyak cerita-cerita lokal yang hidup di masyarakat penuh dengan dongeng dan legenda. “Hal demikian juga perlu digali,” katanya. Meski demikian, dia menyarankan agar peristiwa sejarah yang ada di Indonesia diproteksi agar tidak ditulis orang asing.

Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah yang hadir dalam kesempatan tersebut, dalam sambutan mengatakan, acara yang digelar oleh Perpustakaan MPR dengan membedah buku karya Mohammad Hatta ini sangat tepat. Sebab bertepatan dengan momen menyambut HUT RI ke-73 tahun. “Apalagi buku yang dibedah adalah karya Mohammad Hatta, sumbernya otentik. Jadi, kita tahu sumber peristiwa langsung dari pelaku sejarah,” ucapnya.

Acara itu disebut Siti Fauziah juga salah satu bentuk Sosialisasi Empat Pilar. “Untuk itu ke depan acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat akan diintesifkan,” katanya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.