TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy atau Rommy menyatakan tak pernah menjanjikan kursi calon wakil presiden (cawapres) untuk Mahfud MD. "Tidak ada istilah saya (mengatakan) pasti Pak Mahfud," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018.
Baca juga: Mahfud MD Blak-Blakan Cawapres Jokowi, PPP: Itu Dinamika Politik
Rommy mengatakan Mahfud memang salah satu kandidat terkuat untuk mendampingi Joko Widodo. Hingga dua hari sebelum penentuan cawapres, elektabilitas Mahfud menempati peringkat kedua tertinggi setelah Jusuf Kalla berdasarkan survei yang diikuti 2.500 pemimpin.
Namun hasil survei itu tak membuat Jokowi pasti memilih Mahfud. "Kalau diukur presentasenya berapa, Pak Jokowi menjawab 90 persen memang Pak Mahfud," ujarnya. Peluang sebesar 10 persen sisanya, kata dia, masih harus dikonfirmasi kepada beberapa pihak yang terlibat.
Rommy memberi tahu Mahfud MD soal peluang tersebut. Saat berkunjung ke rumah Mahfud dua pekan sebelum pengumuman pemilihan cawapres, dia juga menyatakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu dipilih PPP untuk maju sebagai kandidat.
Baca juga: Koalisi Jokowi Ajak JK dan Mahfud MD Masuk di Tim Pemenangan
PPP diberi tugas oleh Jokowi menyiapkan skenario jika kubu lawan mengusung Salim Segaf. "Petinggi partai saat itu menghasilkan keputusan bahwa kalau yang diajukan itu Habib Salim, kita ajukan Kyai Ma'ruf Amin dan Pak Mahfud," ujarnya. Saat itu disampaikan Mahfud memiliki nilai lebih lantaran usianya yang masih produktif.
"Tapi itu saja yang saya sampaikan kepada beliau. Tidak lebih," kata Rommy.
Baca juga: Mahfud MD: Pak Jokowi Tak Usah Merasa Bersalah
Mahfud MD dalam acara ILC TV One menceritakan proses memilih cawapres Jokowi. Dia mengaku dipilih Jokowi sebagai cawapres namun menjelang pengumuman cawapres, namanya digantikan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin. Menurut dia, Romi sendiri yang menyatakan dirinya yang akan menjadi cawapres Jokowi.