TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno menanggapi santai perihal isu mahar politik Rp 500 miliar dan polemik jenderal kardus yang sempat diutarakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief. Pasangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 ini melihat isu tersebut merupakan dinamika politik yang harus disyukuri.
Baca: Geger Jenderal Kardus, Projo Ingatkan Larangan Politik Uang
"Itu dinamika yang harus kami syukuri. Sekarang Demokrat sudah bergabung dan kami sama-sama ingin united we stand," kata Sandiaga di Jalan Simprug Golf, Jakarta Selatan, Sabtu, 11 Agustus 2018. "Mari bangun satu komunikasi yang Insya Allah lebih baik ke depan."
Sandiaga malah berencana mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membicarakan dana kampanye dalam Pilpres 2019. Sebab, kata dia, biaya kampanye harus duawasi oleh banyak mata. Hal itu perlu dilakukan agar seluruh pihak dapat saling memberi masukan supaya ada perubahan dalam proses berpolitik.
Sebelumnya, Andi Arief melontarkan sejumlah tudingan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus yang tak konsisten pada komitmen koalisi dengan Demokrat.
"Jenderal kardus punya kualitas buruk. Kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS," kata Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief_, Rabu, 8 Agustus 2018 pukul 21.50 WIB. Ketika dikonfirmasi wartawan, Andi mempersilakan cuitannya itu untuk dikutip.
Kemudian, Andi Arief kembali mengungkap masalah mahar tersebut.
Simak juga: PKS Akan Membawa Cuitan Andi Arief ke Ranah Hukum
"Soal Mahar ke PKS dan PAN masing-masing Rp 500 miliar ini penjelasan Saya: Sekjen Hinca, Waketum Syarief Hasan dan Sekretaris Majelis tinggi partai Amir Syamsudin mendapat penjelasan itu langsung dari tim kecil Gerindra Fadli Zon, Dasco, Prasetyo dan Fuad Bawazier 8 Agustus 2018 pukul 16.00," demikian isi cuitan Andi melalui akun Twitter pribadinya menegaskan soal isu Jenderal Kardus, Sabtu, 11 Agustus 2018.