TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid, mengatakan gelisah dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menyeret-nyeret Nahdlatul Ulama (NU) ke ranah politik praktis. Alissa berharap PKB menghormati Khittah NU. Organisasi yang diketuai Said Aqil Siroj itu disebut Alissa tidak berpolitik praktis.
Baca: Soal Manuver ke NU, PKB Dikritik Putri Gus Dur
"Tidak perlu lah datang ke kantor PBNU lalu setelahnya ada pernyataan-pernyataan yang seakan-akan NU ikut dukung mendukung capres-cawapres. Kan nyatanya tidak, seperti kata Rais Aam dan Ketua Tanfidziyah NU," kata Alissa Wahid, saat dihubungi, Rabu, 8 Agustus 2018. Alissa berharap PKB kembali pada teladan Gus Dur. "Yaitu berpolitik untuk umat, bukan habis-habisan berebut kekuasaan."
Alissa sempat menuangkan kekesalannya lewat cuitan di akun Twitter miliknya. "PKB 2018 ini gimana toh ya. Dulu enteng saja jualan nama Gus Dur, sekarang jualan NU. Sedih. GusDur dulu bikin partai ini untuk umat, bukan untuk rebutan kekuasaan," kata Alissa lewat Twitter. Putri pertama Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu melanjutkan, "Mbok ingat: tasharaful imam ala raiyyah manuthun bil maslahah."
Simak juga: Putri Gus Dur Sebut Warga NU Dukung Mahfud MD Cawapres Jokowi
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam beberapa kesempatan berkukuh ingin menjadi calon wakil presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Pilpres 2019. Sebagai modal politik, Cak Imin disebut-sebut mendapat dukungan dan mandat dari para kiai dan ulama NU untuk menjadi cawapres.
Simak juga: Datangi PBNU, Puluhan Kiai Minta Cak Imin Jadi Cawapres Jokowi
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid menuturkan, alasan para kiai itu menginginkan Cak Imin menjadi cawapres adalah untuk mengawal pemberdayaan masyarakat pesantren di bidang pendidikan dan ekonomi. "Ini suara kiai-kiai di gunung, yang sebenarnya jauh dari hingar bingar politik. Bukan pengamat, bukan pakar. Bukan kiai yang sering teriak-teriak," kata Jazilul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 2 Agustus 2018.