TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswa doktoral asal Australia, Belinda Lopez, dicekal masuk ke Indonesia saat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali. Menurut Belinda, pihak imigrasi bandara menyatakan dirinya masuk daftar tangkal Indonesia.
"Saya telah ditolak masuk Bali dan ditahan di sebuah ruangan di Bandara Ngurah Rai Denpasar," kata dia saat dihubungi Sabtu, 4 Agustus 2018.
Baca juga: John Legend Ajak Keluarga Kembali Berlibur di Bali Kedua Kalinya
Belinda, 33 tahun, mengatakan dia telah ditahan di ruangan detensi sejak Sabtu, pukul 00.00. Dia tak diizinkan naik pesawat kembali ke Australia hingga pukul 22.00 malam nanti. "Saya akan ditahan hampir 24 jam sebelum dideportasi," kata mahasiswi Mcquarie University ini.
Meski begitu, Belinda mengaku diperlakukan baik selama tinggal di rumah detensi. "Saya sangat capek. Tapi staf penjaganya sopan, saya diantar ke toko untuk beli air putih dan makanan," kata dia.
Belinda mengaku tidak tahu alasannya dicekal. Pihak imigrasi, kata dia, justru bertanya balik ke dia. "Apakah saya pernah lakukan sesuatu yang buruk kepada Indonesia?" kata dia.
Baca juga: 6 Destinasi Populer di Bali Ini Dilewati Kirab Obor Asian Games
Belinda menceritakan, dirinya memang pernah dicekal masuk ke Papua pada 2016. Saat itu, pihak imigrasi di Papua menuduhnya wartawan dan memaksanya meninggalkan Indonesia.
Pihak imigrasi juga memberitahunya tidak bisa kembali ke Indonesia untuk 6 bulan. Itu terakhir kali Belinda berkunjungan ke Indonesia. "Kenapa, sekarang, saya termasuk dalam daftar tangkal Indonesia? Karena saya pernah mengunjungi Papua?" kata dia.
Dia menceritakan, sembilan tahun lalu memang pernah bekerja sebagai subeditor untuk media Jakarta Globe dan Jakarta Post. Dia juga mengaku pernah membuat podcast untuk kantor berita ABC di Australia.
Baca juga: Lombok - Bali Tambah Jadwal Penerbangan
Hingga berita ini diturunkan upaya klarifikasi ke Direktorat Jenderal Imigrasi terkait pencekalan terhadap Belinda saat akan masuk ke Bali, masih dilakukan. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Dirjen Pemasyarakatan Agung Sampurno belum membalas pesan dan belum mengangkat telepon dari Tempo.