TEMPO.CO, Jakarta - Nadien Cantika Susan Pandie dan Susan Yufenty Ndun, warga Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilahirkan tidak sempurna, karena menderita penyakit Atresia ani atau dikenal sebagai malformasi anorektal (MAR) atau suatu kelainan kongenital yang menunjukan keadaan tanpa anus atau dengan anus yang tidak sempurna.
"Kedua anak ini membutuhkan uluran tangan kita untuk membantu operasi dan pengobatan," kata Ketua LSM Beta Peduli, Ryan Ngongo, Kamis, 2 Agustus 2018.
LSM Beta Peduli yang kini sementara mendampingi kedua anak itu dan membutuhkan bantuan dana agar anak-anak ini bisa mendapat pelayanan medis yang memadai.
Menurut dia, Nadien Cantika Susan Pandie seorang putri dari pasangan suami-isteri Thomas Pandie dan Yane Pandie-Dethan yang beralamat di Kabupaten Kupang, Kecamatan Kupang Tengah, Kelurahan Tarus RT 002/RW 001.
Menurut keterangan keluarga, kata dia, Nadian lahir dengan lubang anus yang tidak sempurna. Selama kurang lebih tiga tahun Nadien harus mengeluarkan “Fases” melalui lubang kelamin atau vaginanya.
Keadaan ini membuat Nadien sangat merasa kesakitan setiap kali hendak mengeluarkan “fases”. Kemudian keluarga mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan sampai dirujuk ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Nadien menjalani operasi fasektomi di RSAL Dr. Ramelan Surabaya dengan biaya seadanya.
"Keadaan ekonomi keluarga yang sangat kurang menjadi alasan operasi kedua dan ketiga terhenti selama setahun," katanya.
Menurut dokter, kata Ryan, pelaksanaan operasi pasien bergantung pada model kelainan yang dideritanya. Namun pada umumnya terdiri dari tiga tahap operasi.
Operasi pertama adalah pembuatan kolostomi untuk mengalihkan pembuangan feses sementara di perut pasien, Operasi kedua adalah operasi pembuatan anus yang popular dikenal dengan istilah PSARP. Operasi ketiga adalah operasi penutupan kolostomi.
Keberhasilan operasi bergantung pada anatomi tubuh pasien itu sendiri, serta dukungan moril dan material dari kerabat dan lingkungan sekitarnya.
LSM Beta Peduli, katanya, telah melakukan survei dan berkoordinasi dengan beberapa pihak dan dokter bedah anak untuk kelanjutan penanganan operasi dan pengobatan Nadien.
Baca juga: Bayi Tanpa Anus Ini Butuh Bantuan untuk Operasi
Saat ini Nadien sudah menjalani beberapa kali operasi di rumah sakit Leona Kupang dan terus melakukan kontrol untuk target penutupan kolostomi pada Desember tahun ini. "Kami butuh dukungan materi untuk Nadien hingga proses kesembuhan," katanya.
Sedangkan Susan Yufenti Ndun, anak ke tiga dari pasangan suami-isteri Steven Ndun dan Emilia Nofus yang beralamat di Kota Kupang, Kecamatan Oebobo, Kelurahan Liliba RT. 036/RW 012 juga membutuhkan uluran tangan untuk membantu operasi dan pengobatan.
Menurut keterangan keluarga, Fenty mengalami gangguan pada alat pembuangan fasesnya sejak lahir. Fenty pernah menjalani kurang lebih 11 kali operasi untuk membuat kolostomi dan operasi lainnya, namun sampai sekarang belum menemui hasil yang baik.
Keadaan ekonomi keluarga yang sangat kurang, hidup dalam keterbatasan dalam sebuah gubuk kecil, memiliki ayah seorang pandai besi dan ibu yang hanya mengurusi keluarga, membuat Fenty juga sudah tidak lagi bersekolah saat ini. Walaupun tidak menyurutkan semangat dan niat keluarga untuk berusaha demi kesembuhan Fenty.
Baca juga: Bayi Tanpa Anus Ini Butuh Bantuan
Sama dengan Nadien, Beta Peduli juga telah melakukan survei dan berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait dan dokter bedah anak untuk kelanjutan penanganan operasi dan pengobatan Fenty.
Saat ini Fenty sudah menjalani beberapa kali operasi di rumah sakit Leona Kupang dan terus melakukan kontrol untuk target penutupan kolostomi pada bulan Desember tahun ini.