TEMPO.CO, Jakarta - Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto bakal bertarung dalam pemilihan presiden atau pilpres 2019. Namun keduanya belum mengumumkan pendamping sebagai calon wakil presiden. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini kriteria cawapres dari masing-masing kubu.
Baca juga: Pakai Sneakers dan Kaos Kerah, Sekjen PSI: Politik Rileks Jokowi
1. Prabowo Subianto
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan membutuhkan cawapres yang kapabel, mampu, dan bisa berkomunikasi baik dengan generasi muda. Sebab, ia mengklaim mayoritas pemilih saat ini berada di bawah usia 40 tahun. Prabowo mengatakan hal itu setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa malam, 24 Juli lalu.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk bertukar pikiran menghadapi pilkada serentak.
Kriteria cawapres yang dibutuhkan Prabowo juga dijelaskan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Ia menuturkan cawapres ideal untuk Prabowo harus mampu mendongkrak elektabilitas mantan Panglima Kostrad itu. “Dia juga harus complimentary (melengkapi) Pak Prabowo,” ujarnya.
Dalam sejumlah survei elektabilitas, beberapa nama mendominasi sebagai pendamping Prabowo. Mereka adalah Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Fadli mengatakan hasil itu akan juga dijadikan pertimbangan saat menentukan cawapres untuk Prabowo.
Selain itu, kriteria cawapres untuk Prabowo disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno. Ia mengatakan sosok yang mengerti ekonomi, berpengalaman di dunia usaha dan pemerintahan, serta berasal dari luar Pulau Jawa akan menjadi sosok yang dipertimbangkan Prabowo.
2. Joko Widodo
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting Djayadi Hanan menyebutkan empat kriteria yang bisa menjadi acuan bagi Jokowi dalam menentukan cawapres, yakni acceptability atau tingkat penerimaan, berkompeten dan berintegritas yang sesuai dengan prioritas kerja Jokowi pada periode kedua, elektabilitas, dan chemistry atau kedekatan secara personal dengan Jokowi.
Menurut Djayadi, kemungkinan orang nomor satu di Indonesia itu akan memilih cawapres dari kalangan nonpartai dan berasal dari kelompok religius. “Karena, bagaimana pun, suara-suara dari kalangan keumatan dan santri sangat menentukan," ucapnya saat dihubungi, Selasa, 10 Juli 2018.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi mengunjungi pengungsian korban gempa bumi di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin, 30 Juli 2018. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari pun memprediksi kriteria yang sama, yang akan dipilih Jokowi dalam pilpres 2019. Namun, selain diprediksi akan memilih dari non-parpol, kriteria lain cawapres pilihan Jokowi adalah dapat menjawab isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), berusia senior, serta disetujui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri.
Baca juga: PPP: Pertemuan Jokowi dan Para Sekjen Tak Singgung Soal Cawapres
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ahmad Basarah membenarkan beberapa kriteria yang diprediksi dua lembaga survei tersebut. Menurut dia, kriteria cawapres pilihan Jokowi harus seorang figur yang memiliki visi kenegaraan sama dengan PDIP, memiliki faktor elektoral yang dapat menambah elektabilitas, serta cocok dan mampu bekerja sama dengan baik bersama Jokowi.