TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung masalah persatuan dalam acara zikir dan doa bersama ulama di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018. Dia mengingatkan agar masyarakat tak pecah hanya karena perbedaan pilihan.
Baca juga: Jokowi: Jangan Mau Dikompori Politikus Enggak Bener
Dia menuturkan, persatuan penting dijaga terlebih di tahun politik. Dia berpesan agar jangan sampai masyarakat tak rukun hanya karena perbedaan pilihan dalam pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden.
"Jangan sampai sesama manusia saling menjelekkan, saling mencemooh, saling mencela," kata dia. "Apakah ini benar?" ujarnya lagi.
Jokowi mengatakan pemilihan umum merupakan hal yang wajar lantaran setiap lima tahun terulang. Dia berharap tak ada lagi perpecahan saat masyarakat seharusnya merayakan pesta demokrasi.
"Jangan sampai sekali lagi itu terjadi. Biaya sosialnya, biaya ekonominya akan sangat besar sekali apabila kita terus-terusan tidak saling sapa, saling menjelekkan, saling mencemooh diantara kita," ujarnya.
Baca juga: Pertemuan Jokowi dan Sekjen Partai Bahas Strategi Pemenangan
Jokowi menuturkan, masyarakat Indonesia seharusnya mensyukuri perbedaan. Bangsa dengan 263 juta penduduk ini dianuegari beragam suku, adat, tradisi, agama, hingga bahasa daerah.
Kemajemukan itu merupakan potensi dan kekuatan Indonesia jika masyarakat mau bersatu. "Oleh sebab itu saya selalu menyampaikan, marilah kita menjaga persaudaraan kita, ukhuwah islamiyah dan ukhuwah watoniah kita," ujar Jokowi.