TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menggelar acara penyerahan penghargaan pejuang kemanusiaan di Gedung Joang 45, Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018.
Baca: Didukung Ribuan Santri Jabar, Cak Imin: Saya akan Bekerja Keras
"Ini proses dari keinginan panjang, dari kami dan semua aktivis yang tergabung dalam Komite Nasional Penegak Konstitusi (KNPK)," kata Cak Imin dalam keterangan persnya.
Pemberian penghargaan kepada pejuang kemanusiaan ini, kata Cak Imin, merupakan keinginannya sekaligus keinginan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang belum terlaksana ketika masih menjabat sebagai presiden.
"Karena saat Gus Dur dulu tak ada cukup waktu untuk menjelaskan kepada para elite pemerintahan tentang tuntutan pikiran kritis pada pemerintah, padahal itu sangat penting," tutur Cak Imin.
Dia mengatakan substansi yang ingin ditonjolkan pada pemberian penghargaan ini salah satunya memberi dukungan dan pengakuan sosial secara formal terhadap keteladanan sikap dan kekuatan pemikiran yang memperkuat pelaksanaan atau perwujudan amanat konstitusi.
Baca: Sarikat Buruh NU Dukung Jokowi - Cak Imin
"Khususnya pada pahlawan atau para pejuang yang miskin mendapatkan pengakuan dari negara, sekaligus mengubah monopoli pemerintah dalam memberikan penilaian terhadap jasa anak bangsa," katanya.
Adapun tokoh pejuang kemanusiaan yang diberi penghargaan oleh Cak Imin sebanyak 18 orang. Beberapa di antaranya Munir (aktivis HAM), Marsinah (aktivis buruh), Wiji Thukul (sastrawan dan aktivis HAM), WS Rendra (sastrawan dan aktivis), Theys Eluay (tokoh politik), Adnan Buyung Nasution (pengacara), Baharuddin Lopa (mantan jaksa agung), dan Ahmad Taufik (wartawan).
Lebih lanjut, Cak Imin mengatakan, anggaran kegiatan pemberian penghargaan ini dikumpulkan dari pihak panitia yang tergabung dalam Komite Nasional Penegak Konstitusi (KNPK). "Termasuk dari organisasi tani, organisasi masyarakat sipil, dan sumbangan terbesar dari lembaga dewan riyadoh nasional, organisasi keagamaan yang kegiatannya jauh dari hiruk pikuk politik," ujarnya.
RYAN DWIKY ANGGRIAWAN