TEMPO.CO, Jakarta - Tiga pendaki yang terjebak di sekitar Danau Segara Anak, Taman Nasional Gunung Rinjani, pasca gempa bumi di Lombok berhasil dievakuasi. Mereka sempat terjebak setelah gempa berkekuatan 6,4 skala Richter pada Ahad, 29 Juli 2018.
Baca: Kenapa Gempa Lombok Begitu Merusak? Ini Penjelasan BMKG
Tiga pendaki itu dievakuasi menggunakan helikopter milik PT AMNT dan tiba di lapangan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, pada Selasa pagi, sekitar pukul 09.44 Wita. Mereka adalah Kepala Pusat Pelatihan dan Pendidikan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Suharti bersama dua orang stafnya, Erlin dan Bagus.
Setibanya di lapangan samping Kantor Camat Sembalun, Bagus, Erlin bersama pimpinannya langsung dievakuasi ke tenda kesehatan. Terlihat rasa haru yang terluapkan dari mimik wajah Suharti ketika disambut oleh keluarganya saat turun dari helikopter.
Meskipun terlihat dalam keadaan sehat, namun trauma masih tergambarkan dari raut wajah Suharti dan Erlin, rekan Bagus. "Saya takut jalan, takut gempa, terima kasih pak, terima kasih," kata Suharti meluapkan perasaannya.
Begitu sampai di tenda kesehatan, Suharti yang bertemu dengan pihak TNI dan Basarnas turut mengucapkan terima kasih kepada anggota TNI dan Basarnas yang sudah mendampinginya selama berada di danau. "Dua anggota bapak dari TNI, anak buah bapak juga dari Basarnas juga ada, terima kasih pak," ucapnya.
Namun berbeda dengan Bagus, ketika ditemui wartawan sedang duduk di tenda kesehatan, dia menyampaikan ucapan terima kasih karena sudah berhasil diselamatkan dari danau.
Baca: Pendaki Asal Malaysia Jadi Korban Tewas Gempa Lombok
"Terima kasih kepada para pihak yang terlibat dalam penyelamatan kami di danau. Alhamdulillah berkat bantuan seluruh pihak, kami sudah sampai dengan sehat dan selamat," kata Bagus.
Evakuasi melalui jalur udara tersebut dimulai pada pukul 08.49 Wita. Sekitar satu jam lamanya, helikopter yang berangkat dari Lapangan Sembalun membawa logistik bagi tim evakuasi tersebut, kembali dengan membawa tiga pendaki.