INFO NASIONAL - Semangat nasionalisme dan Islam di Indonesia akhir-akhir ini mendapatkan tantangan. Paling tidak ada dua tantangan besar yang membuat semangat kebangsaan menjadi problematik.
Pertama, desakan ideologi transnasional yang muncul akibat merebaknya konflik di Timur Tengah. Penetrasi ajaran radikal menyebabkan adanya dikotomi atau pemisahan semangat Islam dan kebangsaan yang menyebabkan munculnya khilafah sebagai ideologi alternatif. Kedua, ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi yang tinggi, juga menyebabkan kekecewaan warga yang merasa terpinggirkan dalam kehidupan berbangsa.
Baca Juga:
Hal ini Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam kuliah umum di Caulfield Monash University, Melbourne, Australia pada Jumat petang, 27 Juli 2018, yang dihadiri sekitar 200 civitas akademika dan warga Indonesia di Melbourne. Kuliah umum ini dibuka oleh Dekan Fakultas Seni Universitas Monash Profesor Shareen dan dimoderatori oleh Asisten Profesor Julian Millie. Cak Imin membawakan makalah berjudul Indonesia, Islam, dan Nasionalisme.
Salah satu bukti kekecewaan akibat ketidakadilan yang belum teratasi ini, menurut Ketua Umum PKB ini, bisa terlihat dari adanya kerinduan terhadap era orde baru, sehingga mengaburkan kemajuan dan pencapaian reformasi bangsa Indonesia sejak 1998.
“Padahal ada banyak kemajuan-kemajuan reformasi yang sudah bisa kita lihat, seperti adanya peningkatan anggaran APBN pendidikan 20 persen dan munculnya pembangunan yang tidak hanya dari atas ke bawah (top-down), tetapi juga dari bawah ke atas (bottom-up) lewat skema seperti dana desa yang digulirkan oleh pemerintah,” ujar Cak Imin.
Baca Juga:
Menurut dia, Pemerintah Indonesia perlu bekerja keras mengatasi ketimpangan ekonomi lewat berbagai skema seperti pembagian lahan, paling tidak 100-200 hektare per tahun untuk petani, dan membuat skema kemitraan perbankan untuk membantu usaha kecil rakyat miskin. Pola usaha public private partnership yang dijalankan secara terukur dan proporsional, terutama di sektor pertanian dan ekonomi desa, juga bisa dikembangkan.
Dekan Shareen menyampaikan apresiasinya terhadap pemikiran dan pengalaman politik Cak Imin. Sebagai penutup diskusi ini, Profesor Shareen menyatakan sangat tertarik untuk bekerja sama dengan kampus-kampus NU di Indonesia. Hal itu bertujuan agar kedua belah pihak dapat saling memerkaya wawasan dan saling memajukan. (*)