INFO NASIONAL - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhasan) menegaskan, kemerdekaan Indonesia adalah buah dari perjuangan dan pengorbanan para ulama. Menurutnysa, itu dibuktikan dengan banyaknya ulama yang menjadi pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, KH. Ahmad Dahlan, hingga Hasyim Asy'ari.
Sayangnya, kata Zulhasan, setelah Indonesia lepas dari penjajahan, peran ulama dipinggirkan. Ulama hanya boleh mengurusi persoalan agama, tapi tidak diizinkan terlibat dalam persoalan politik, ekonomi dan kebudayaan. "Akibatnya kita terpuruk, kekayaan alam dikuasai hanya oleh segelintir orang saja. Ketimpangan terjadi, pekerja asing terus bertambah, sementara pengangguran juga tak bisa dikurangi. Kita kembali dijajah, tapi kali ini oleh penjajahan modern,” ujarnya saat memberikan sambutan pada pembukaan Ijtimak Ulama yang berlangsung di Hotel Menara Peninsula Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018.
Baca Juga:
Ikut hadir pada acara tersebut para ulama, tokoh nasional, dan ketua-ketua partai politik. Ijtimak Ulama ini akan berlangsung pada 27-29 Juli 2018, membahas persoalan terkini menyangkut kehidupan sosial, ekonomi, dan politik terkini.
Kata Zulhasan melanjutkan, beruntung gerakan reformasi telah membuka pintu keterlibatan ulama di bidang ekonomi, politik, dan kebudayaan. Reformasi juga membuka kesempatan bagi masyarakat, ikut menentukan pemimpinnya sendiri. Sayangnya, kekuatan umat Islam yang begitu besar, belum mampu dikonversi menjadi kekuatan politik yang bisa memberi keuntungan bagi masyarakat banyak. "Kita harus bersatu agar dapat memperjuangkan kepentingan umat. Jadi kuncinya adalah persatuan," ucapnya.
Karena itu, dia berharap, Ijtimak Ulama bisa menyatukan umat dalam nafas dan narasi, menyatukan umat Islam yang tercerai, dan menyatukan umat Islam dengan kebangsaan sehingga bisa sejalan. “Persatuan bukan hanya untuk kepentingan pilkada dan pilpres, tapi untuk memperjuangkan tercapainya baldatun toyyibatun wa robbun Ghofur, yaitu negeri yang subur, makmur, adil, dan aman,” kata Zulhasan. (*)
Baca Juga: