INFO NASIONAL - Dalam dunia usaha, perubahan adalah keniscayaan. Apalagi di era revolusi industri 4.0 perubahan lebih cepat. Hal tersebut harus dibarengi dengan inovasi dan cepat menangkap peluang supaya bisa terus mengikuti perubahan.
"Gabungan Pengusaha Pembibitan Unggas (GPPU) juga pasti bisa menghadapi perubahan, asal punya bisnis model yang jelas. Saya ajak GPPU untuk masuk di peluang-peluang model Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades)," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo saat menjadi narasumber dalam Kongres XII GPPU dengan tema "FGD GPPU Menghadapi Tantangan Nasional, Regional, Global, Siapkah?", di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018.
Baca Juga:
Menteri Eko melanjutkan, bisnis model Prukades ini bisa meng-create tenaga kerja di desa. Ia mengasumsikan jika angkatan kerja di desa bisa menghasilkan Rp 2 juta saja, maka dalam satu bulan akan ada Rp 2 triliun. Jika Rp 1.000 triliun dalam satu bulan maka akan tercipta Rp 12 ribu triliun dalam satu tahun.
"Silakan GPPU masuk, buat model kemitraan, bikin rumah potong, bikin desa wisata yang menawarkan makan ayam. Kerja sama juga dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk bikin kafe-kafe di tengah sawah, bikin desa wisata dengan menu makan ayam, ini akan meningkatkan konsumsi ayam. Manfaatkan kesempatan pembangunan di desa," ujar Eko.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian Sugiono mengatakan GPPU adalah salah satu pejuang protein hewani Indonesia.
Baca Juga:
Ketua Umum GPPU Krissantono meyakinkan organisasi ini tidak mungkin menghadapi dan memikul beban sendiri. Karena itu, perlu kerja sama dengan pihak luar termasuk pemerintah.
"Kita perlu Pak Menteri Desa karena peternak-peternak ada di desa, siapa tahu ada kerja sama," tuturnya. (*)