TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan, penjajakan koalisinya dengan Gerindra lewat pertemuan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto Selasa malam, 24 Juli 2018, tanpa ada embel-embel syarat kursi cawapres.
Baca juga: SBY: Saya Bukan Korban PHP Jokowi
SBY mengatakan, jika nanti benar-benar berkoalisi dengan Gerindra dan calon presiden yang diusung adalah Prabowo, maka mantan perwira TNI-AD itulah yang akan menentukan siapa cawapres untuknya.
"Jika kita cocok, berjodoh, ditakdirkan berkoalisi. Pak Prabowo sebagai capres yang menyampaikan kepada kami siapa cawapres yang dipilih," ujar SBY di kediamannya, bilangan Mega Kuningan, Jakarta pada Rabu malam, 25 Juli 2018.
Menurut SBY, partainya sama sekali tidak menawarkan kader Demokrat, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai cawapres kepada Prabowo sebagai syarat berkoalisi. "Tidak ada. Silakan di cek kepada Pak Prabowo," ujar SBY.
Presiden RI ke-enam itu mengatakan, berkaca pada pengalamannya menjabat presiden selama dua periode. Dia memiliki kebebasan untuk menentukan cawapres. Pada Pilpres 2004, SBY memilih mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla sebagai pendampingnya.
Kemudian pada Pilpres 2009, SBY memilih mantan Menteri Keuangan era Megawati Soekarnoputri, Boediono sebagai wakilnya. "Keduanya itu sepenuhnya pilihan saya. Komunikasi antar partai koalisi harus, tapi tidak ada yang mendikte dan menekan saya," ujar SBY.
Berdasarkan pengalaman itulah, ujar SBY, nantinya jika Demokrat bergabung dengan Gerindra, akan mendukung siapapun cawapres yang dipilih Prabowo sebagai capres. "Beliau yang memutuskan, siapa yang memungkinkan perjuangannya berhasil. Parpol harus (beretika) seperti itu," ujar SBY.