TEMPO.CO, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan wali kota se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin pagi, 23 Juli 2018. Melalui pertemuan itu ia ingin mengetahui secara rinci persoalan di tiap kota. "Agar kita bisa segera menyelesaikan masalah di lapangan," kata Jokowi dalam sambutannya.
Secara umum, kata Presiden, Indonesia sedang mengalami tekanan ekonomi dari perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Tekanan juga berasal dari suku bunga The Fed yang tidak bisa diintervensi. Namun, Jokowi menyampaikan tidak perlu terlalu khawatir atas kondisi itu.
Baca:
Survei LIPI: Pemilih PAN dan Demokrat Cenderung Pilih ...
Bermain Bareng Anak-anak, Jokowi Ingat Lagu ...
Jokowi meminta para wali kota mengantisipasi perubahan dunia yang sangat cepat. Perubahan revolusi industri 4.0 diprediksi 3000 kali lebih cepat dari revolusi industri pertama. Sehingga, Jokowi meminta semua kepala daerah mulai menyiapkan sumber daya manusia sebagai antisipasi perubahan cepat itu.
Para wali kota, kata Presiden, tahu tentang artificial intelligence (kecerdasan buatan), internet of things (IoT), big data, kemudian penemuan-penmuan berkaitan Hyperloop, SpaceX, Tesla. “Saya kira kalau kita menyadari, kita sadar betul apa yang harus kita siapkan."
Baca: Siapa Cawapres Jokowi?, Khofifah: Mbok Sabar
Menurut Jokowi, kota juga lebih siap dalam menghadapi perubahan itu. Namun, ia mengingatkan jika tidak diantisipasi bisa berbahaya bagi negara dan kota-kota di Indonesia.
Pertemuan dengan para wali kota dengan Jokowi dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama pada pukul 09.00, sesi kedua 12.00, dan sesi ketiga 15.00. Pertemuan pada sesi pertama dihadiri 32 wali kota. Salah satunya Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Wali Kota Bogor Bima Arya, dan Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah.