INFO JABAR-- Penjabat Gubernur Jawa Barat M. Iriawan berharap peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia menjadi momen perbaikan diri untuk lebih sadar dan bijak dalam menggunakan plastik. Iriawan juga sempat mengingatkan ibu-ibu rumah tangga agar kembali beralih menggunakan tas belanja seperti zaman generasi-generasi sebelumnya.
“Harapan saya semoga ini menjadi momen untuk introspeksi menggunakan plastik menjadi lebih bijak lagi,” kata Iriawan dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat di halaman depan Gedung Sate, Bandung, Rabu, 18 Juli 2018.
Dia juga minta agar para ibu rumah tangga tak boros menggunakan tas plastik. “Untuk ibu-ibu, ingat kurangi sampah. Kalau ke pasar, pakai tas belanja seperti ibu dan nenek kita dulu. Itu bisa jadi langkah awal kita menekan sampah plastik,” katanya.
Iriawan merincikan, berdasarkan data UNEP, setiap tahunnya ada 8 juta kilogram sampah plastik di lautan sekitar Cina, Indonesia, Filipina, dan Thailand. Sedangkan, berdasarkan rilis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Indonesia, setiap harinya terkumpul 10,7 juta kilogram sampah, 16 persen di antaranya merupakan sampah plastik.
Iriawan memaparkan, di Jawa Barat, sampah didominasi sisa makanan. Sampah plastik merupakan terbesar kedua setelahnya. “Khusus Jabar, berdasarkan sistem informasi yang ada, paling tinggi adalah sampah sisa makanan 48,77 persen, nomor dua plastik 13 persen. Sisanya kayu, tekstil, logam, karet, kulit, dan sebagainya,” ucapnya.
Kepala Sub Direktorat Sampah Spesifik dan Daur Ulang Kementerian Lingkungan Haruki Agustina menyebutkan plastik merupakan sampah tidak terurai. Jika sampai ke laut, akan merusak biota di dalamnya. “70 persen sampah plastik datang dari darat, berakhir di laut,” ujarnya.
Senada dengan Haruki dan Iriawan, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nana Nasuha Djuhri mengatakan polusi plastik saat ini telah menjadi ancaman, terutama pada ekosistem laut. Namun kesadaran masyarakat mengurangi penggunaan plastik masih rendah, bahkan kebiasaan membuang sampah ke tempatnya pun belum membudaya.
“Plastik yang kita buang akan berakhir di lautan dan membunuh jutaan burung laut dan ratusan ribu mamalia laut setiap tahunnya,” ucap Nana. (*)