TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan pemerintah tak berniat melaksanakan wajib militer bagi generasi muda di Indonesia. Pemerintah tak melihat ada kebutuhan yang mendesak untuk menerapkan kebijakan tersebut.
"Tidak ada urgensi dan pelaksanaannya rumit," ujar JK di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu, 18 Juli 2018.
Baca: Kemenhan: Bela Negara Bukan Wajib Militer
JK mengatakan kebijakan wajib militer saat ini mulai ditinggalkan sejumlah negara. Menurut dia, hanya segelintir negara yang masih menerapkannya seperti Singapura dan Israel.
Menurut JK, wajib militer saat ini tak lagi relevan dilaksanakan. Perang yang dihadapi saat ini, kata dia, lebih banyak mengandalkan perkembangan teknologi.
Penjelasan JK soal wajib militer ini disampaikan untuk menjawab pertanyaan dari seorang calon perwira remaja yang menghadiri pembekalan dari JK di Mabes TNI. Dalam sesi tanya jawab, perwira itu mengungkapkan perlunya wajib militer bagi pemuda. Sebab banyak generasi muda yang tidak dapat pendidikan bela negara dengan benar. Banyak juga pemuda yang salah langkah dalam pergaulan.
Baca: Bela Negara dan Wajib Militer Versi Jusuf Kalla
JK menyarankan para generasi muda untuk menyibukkan diri dengan beragam kegiatan positif agar tidak salah bergaul. Misalnya aktif berolahraga, membaca, hingga mengikuti kegiatan keagamaan. Pemuda juga disarankan menggeluti bidang usaha. Tak hanya menambah pengalaman, juga bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.
Dia juga berpesan agar anak muda memanfaatkan teknologi dengan baik. "Sekarang pergaulan sangat dipengaruhi teknologi," kata JK. Fasilitas itu bisa berdampak baik lantaran menawarkan segudang informasi tapi di sisi lain banyak juga informasi yang bisa membawa dampak buruk. "Misalnya yang didapat cara membuat bom dari internet," kata dia.
Baca: JK Minta Calon Perwira Remaja TNI dan Polri Jaga Sikap Disiplin