INFO NASIONAL - Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama mengadakan pelatihan dengan tajuk "Literasi Media Sosial" bagi siswa-siswi MAN 2 Boyolali. Kegiatan ini digelar bekerja sama dengan Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta.
Direktur KSKK Madrasah Ahmad Umar mengatakan, pelatihan ini merupakan bagian dari program Literasi Islam Santun dan Toleran (LISAN) Camp. Program ini, pertama kali digelar bulan lalu, di Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti, Klaten.
Baca Juga:
"Program-program LISAN yang juga didukung Wahid Foundation ini, salah satu fokusnya adalah mengadakan pelatihan-pelatihan dan diseminasi pesan-pesan Islam yang ramah dan santun, yang menyasar siswa-siswi Madrasah di wilayah Solo Raya," ujarnya di Klaten, Selasa, 10 Juli 2018.
"Saya harap, kegiatan ini dapat menjadi model pendampingan pengarusutamaan moderasi Islam di kalangan siswa generasi milenial di Madrasah," tuturnya.
Dalam acara ini, Duta Lisan yang juga siswa MAN 2 Boyolali, Nurma dan Wahyu, berbagi pengalaman tentang apa yang mereka peroleh dari kegiatan LISAN. Mereka bercerita tentang proses kreatif dalam menyeleksi, memfilter, dan memproduksi konten-konten positif di media sosial. Duta LISAN ini didampingi tim ahli dari Pusat Kajian Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN).
Baca Juga:
K. H. M. Fuad, selaku Kepala MAN 2, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, sudah seharusnya pesan-pesan Islam yang wasathiyyah (moderat) itu disebarkan di masyarakat awam, yang kadang-kadang dimasuki kelompok aliran radikal yang tidak ramah terhadap perbedaan.
Pelatihan ini berlangsung dari pukul 08.30-12.00, dengan pemateri dari Duta LISAN dan didampingi Tim PKPPN IAIN Surakarta. Di akhir acara, Arina Rohmatika, selaku pendamping Duta LISAN memberikan rambu-rambu dasar dalam menggunakan media sosial dengan bijaksana.
Menurut dia, ada lima hal yang harus dimiliki semua orang yang ingin aktif di media sosial. Di antaranya, think before typing (pikirkan baik-baik sebelum mengetik), cek ulang informasi sebelum share, menghindari konten SARA, menahan diri (tidak mudah terprovokasi), dan tebarkan ucapan serta sharing kebaikan nan santun.
Acara ini diakhiri dengan testimoni dari siswa MAN 2 Boyolali. Nurma Avitasari, salah seorang peserta workshop ini menyatakan, acara ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan sebagai bekal bagi siswa dalam bermedia sosial dengan baik dan bijak. (*)