TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, berdasarkan survei Gallup Global Law and Order, Indonesia termasuk kategori 10 negara teraman di dunia. Ia menuturkan capaian ini tidak lepas dari kinerja Kepolisian RI (Polri).
"Sebuah capaian yang membanggakan kita semua yang harus dijaga dan dipertahankan," kata Jokowi dalam amanatnya di acara upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-72 di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu, 11 Juli 2018.
Baca: Jokowi Naikkan Tunjangan Kinerja Anggota TNI dan Polri 70 Persen
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta Polri tidak berpuas diri dengan capaian itu. Sebab, menurut dia, ke depan tantangan Polri semakin kompleks.
Jokowi menuturkan, selain tuntutan rakyat bakal semakin meningkat, Polri dihadapkan dengan situasi dunia yang bergerak dan berimbas pada adanya jenis ancaman kejahatan baru. Di era digital saat ini, menurut Jokowi, Polri wajib mampu mengantisipasi kejahatan transnasional, seperti kejahatan cyber, perdagangan manusia, narkoba, dan terorisme.
Baca: Presiden Jokowi: Kepercayaan Publik ke Polri 78 Persen
"Di dalam negeri kita tak akan lupakan tindakan biadab para pelaku bom bunuh diri yang bukan hanya korban dari masyarakat, tapi juga menjadikan aparat polisi target," kata Jokowi.
Jokowi meminta Polri tetap sigap dan tidak lengah menjalankan tugasnya. Polri diminta melakukan terobosan dengan membuat pemetaan dini potensi ancaman dan ketertiban di masyarakat. "Polri harus senantiasa jaga kerukunan dan jaga nilai-nilai kebinekaan. Terus antisipasi berbagai potensi konflik horizontal yang angkat isu primordial, seperti perbedaan suku, agama, dan ras," ujarnya.