TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh Alumni 212, Eggi Sudjana, tak setuju jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju dalam pilpres 2019. Sebab, menurut dia Anies sudah bersumpah memimpin Jakarta saat dilantik menjadi gubernur tahun lalu.
"Anies sudah bersumpah lima tahun untuk pimpin DKI. Jangan ulangi kesalahan yang sama seperti Jokowi," ujar Eggi di Universitas Al-Azhar, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.
Wacana untuk mengusung Anies Baswedan untuk menjadi capres pertama kali dilontarkan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Sohibul berkata sejumlah kader partainya mengusulkan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden melawan Presiden Joko Widodo.
Baca: Presiden PKS: Anies Baswedan Berpeluang Tinggi Menang di Pilpres
Menurut Sohibul, wacana itu muncul karena adanya dinamika di lapangan dan aspirasi dari kader partai, yang disampaikan melalui Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. "Semua aspirasi tentu akan dipertimbangkan di Majelis Syuro," ujarnya saat ditemui di kantor DPP PKS, Jakarta, akhir Juni lalu.
Eggi mengatakan jika Anies maju menjadi capres, dia telah melanggar sumpahnya untuk memimpin Jakarta. Hal itu, kata Eggi, dapat membuat Anies menjadi orang munafik. "Ciri-ciri orang munafik adalah kalau janji ingkar, kalau omong bohong, kalau diberi amanah khianat. Nah Anies sudah diberi amanah lima tahun," katanya.
Eggi menilai ketidaksetujuannya tentang Anies maju ke pilpres berdasarkan ilmu agama. Dia sangat menyayangkan jika bekas Menteri Pendidikan itu akan berlaga di pilpres 2019 mendatang. "Kalau Anies maju juga, saya (jadi) bagian yang mau memeranginya. Terang-terangan saya melawan," ucapnya.
Eggi menambahkan penolakannya terhadap Anies adalah pendapat pribadi. Sikap ini, ucap dia, tidak mewakili persaudaraan alumni 212. "Saya tidak mau mengatasnamakan teman-teman, tetapi secara pribadi tidak mau memilihnya," tuturnya.
Baca: Antara Gubernur dan Pilpres, Anies Baswedan Bilang Begini
Adapun, Anies Baswedan tidak menjawab lugas saat ditanya kemungkinan maju sebagai capres jika mendapat tawaran. "Jadi aturannya kan jangan salat sebelum azan mulai," katanya Kamis lalu. Menurut dia, urusan soal calon presiden dan calon wakil presiden adalah urusan ketua umum partai. "Tugas saya hanya berkerja untuk Jakarta."
Pengajuan Anies menjadi capres belum menjadi sikap resmi PKS. Opsi ini masih dibahas PKS dengan koalisinya Partai Gerindra. Gerindra sendiri ingin Prabowo Subianto maju sebagai capres dalam pemilu nanti. Sedangkan PKS ingin Anies yang jadi capres.