TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko bersyukur pencuri barang-barang milik tenaga ahli muda kedeputian III KSP, Armedya Dewangga, sudah ditangkap polisi. Ia berharap ke depan tidak ada lagi peristiwa seperti itu.
"Alhamdulillah, ya," kata Moeldoko saat ditemui di Taman Suropati, Jakarta, Ahad, 8 Juli 2018.
Baca juga: Begal Bawa Kabur Dokumen Negara, Polisi Tunggu Keterangan Korban
Armedya kehilangan tas yang berisikan satu unit laptop dan dua hard disk serta uang tunai Rp 3,3 juta saat mengendarai mobil sendiri di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, pada 8 Juni 2018. Pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang ini mengelabuinya dengan mengatakan ban mobilnya kempis. Saat Armedya keluar untuk mengecek, pelaku lain mengambil tas yang ada di dalam mobil.
Moeldoko mengatakan pencuri yang menyasar Armedya menggunakan modus baru yang membuat korban lengah. Karena itu, ia berharap ke depan seluruh masyarakat, khususnya para pekerja di KSP bisa lebih waspada menjaga barang-barang berharga miliknya.
"Saya menekankan kepada anak-anak kami, anak-anak di KSP supaya lebih lagi mewaspadai situasi yang seperti itu," ujarnya.
Moeldoko berujar tidak ada dokumen rahasia negara yang hilang saat peristiwa itu terjadi. "Aman. Ada sedikit kajian, tapi relatif aman, ya," ucapnya.
Baca juga: Kasus Begal Staf Presiden, Ini Surat Laporan Korban ke Polisi
Menurut mantan Panglima TNI itu, umumnya dokumen-dokumen di KSP tidak bersifat rahasia. "Hampir semua dokumen terbuka, open source, jadi mudah-mudahan gak ada masalah," kata dia.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta mengatakan pihaknya telah menangkap tujuh orang yang diduga mencuri tas Armedya. Dari tujuh orang itu, dua di antaranya ditembak mati karena melawan saat hendak ditangkap.