Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

SBMPTN 2018 Selesai, Alasan ITB Tidak Membuka Jalur Mandiri

image-gnews
Kampus ITB. (itb.ac.id)
Kampus ITB. (itb.ac.id)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung atau ITB menerima 1.731 peserta didik yang ikut dalam proses SBMPTN 2018 (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). ITB tidak lagi menerima mahasiswa baru lewat seleksi jalur mandiri.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, dari 1.731 orang tersebut asal Jawa Barat mendominasi dengan tingkat keketatan 1:17 hingga 1:25 di semua jurusan yang ada di ITB. "Jumlah peserta yang diterima lewat jalur SBMPTN sebanyak 1.731 orang," kata Kadarsah di Bandung, Rabu, 4 Juli 2018.

Kadarsah menjelaskan, di ITB tidak ada jurusan yang menjadi favorit mahasiswa baru. Semua jurusan memiliki tingkat persaingan ketat yang sama. "Tidak ada yang favorit, semuanya sama".

Baca: Alasan Calon Mahasiswa ITB Hengkang ke Kampus Lain

Pada proses penerimaan mahasiswa baru tahun ini, Kadarsah melanjutkan, ITB tidak menyelenggarakan seleksi jalur mandiri. Alasannya, proses seleksi mandiri dikhawatirkan mengganggu jadwal perkuliahan yang sudah disusun.

"Jadi begini, ITB enggak ada seleksi mandiri karena awal kuliah minggu kedua Agustus. Kalau dilakukan seleksi jalur mandiri akan menganggu jadwal kuliah," kata Kadarsah sembari menambahkan ITB ingin menjalankan jadwal perkuliahan sesuai rencana.

Mahasiswa baru yang diterima di ITB tahun ini, kata Kadarsah, semuanya lewat jalur SBMPTN dan SNMPTN. "Kami taat jadwal, sehingga akhir kedua Desember (2018) sudah selesai. Anak-anak libur, tinggal libur sasja. Tidak ada lagi ujian pada Januari. Perkuliahan tahun depan menjadi mudah persiapannya".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Bermawi Priyatna menambahkan, mahasiswa baru dari jaluar SNMPTN mengisi kuata paling banyak yaitu kuota 60 persen dan 40 persen jalur SBMPTN. "Total mahasiswa baru yang diterima tahun ini sebanyak 4.000 an," kata Bernawi.

Sementara itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berencana membangun kampus baru ITB di kawasan Walini, Kabupaten Bandung Barat. "Saya sudah sampaikan ke Presiden untuk pemberian lahan seluas kebutuhan. Yaitu untuk mahasiswa, inkubasi, dosen dalam satu teritori yang terintegrasi," ujar Menristekdikti, Mohammad Nasir di Kampus ITB, Rabu, 4 Juli 2018.

Seperti dikutip dari Antara, Nasir menjelaskan luas lahan tersebut sekitar 350 hektare. "Saya bayangkan ITB nanti seperti di luar negeri, dalam satu kawasan ada MIT (Massachusetts Institute of Technology) ada Boston. Ini supaya nggak perlu buat perguruan tinggi lagi," kata Nasir.

KadarsahSuryadi mengungkapkan, pembangunan kampus ITB di Walini untuk menjawab tantangan pendidikan teknik di Indonesia. Sebab, saat ini Indonesia kekurangan tenaga ahli dalam bidang teknik. Kondisinya kalah dibandingkan dengan negara lainnya di Asia. "Indonesia dibanding Malaysia, Filipina, Thailand apalagi Singapura kita jauh di bawah. Apalagi Vietnam dan Korea Selatan tertinggi," ujarnya.

Dengan lahan yang ada sekarang, kata dia, sulit bagi ITB untuk mencetak lebih banyak lulusan yang bergerak di bidang teknik. Untuk bersaing dengan Malaysia dan Singapura pun, kata Nasir, Indonesia tergolong berat.

"Nah kampus ITB yang ada di Ganesha hanya 28 hektare, sedangkan di perguruan tinggi sama-sama teknik di Malaysia 1.000 hektare, Thailand 1.100 hektare. Jadii kalau kita mau bersaing dengan mereka tidak mungkin dengan lahan yang terbatas," ungkap Nasir. Apabila kelak sudah jadi, kata Nasir, kampus ITB di Ganesha tetap menjadi kampus utama.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

1 jam lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.


KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

1 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

1 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB.Instagram
Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

4 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.


Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

5 hari lalu

Aktivitas pelayanan nasabah Taspen di Jakarta, Kamis 31 Agustus 2023. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) Persero membukukan nilai investasi lebih tinggi sekitar 20% dari hasil investasi rata-rata industri sejenis dalam beberapa tahun terakhir. Tempo/Tony Hartawan
Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.


ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

5 hari lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar bursa kerja selama dua hari 19-20 April 2024 di gedung Sasana Budaya Ganesha.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

6 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

7 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.