TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat akrab dalam dua hari terakhir. Anies Baswedan tampak dua kali menumpang mobil JK di dua acara berbeda.
Yang pertama Anies tampak datang dan pulang bareng JK dalam acara Nahdlatul Ulama pada Selasa 3 Juli 2018. Terakhir saat acara halalbihalal Muhammadiyah, Anies Baswedan juga datang dan pulang satu mobil dengan JK.
Melihat keakraban dua tokoh tersebut, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengatakan di masa menjelang pendaftaran calon presiden dan calon wapres untuk Pemilu 2019, kedekatan JK dan Anies menimbulkan tafsir politik.
Baca juga: JK Dekat dengan Anies, NasDem: Ada Sinyal dari Jokowi
"Ya tentu karena tahun politik, apa pun gerak orang diterjemahkannya kan pasti politik. Jadi kalau Pak Anies dan Pak JK sering jalan, artinya mereka dekat. Tentu pada saatnya akan ada kesimpulan, tunggu saja nanti," kata Zulkifli di Halalbihalal PP Muhammadiyah di Jakarta, Rabu 4 Juli 2018.
Menurut Zulkifli Hasan, saat ini partai politik intens melakukan pertemuan. "Ini namanya tahun politik, gerakan orang dibaca," ucapnya.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johny G Plate menilai kebersamaan dengan Anies itu merupakan langkah JK menjaga keharmonisan iklim politik antarkelompok di Indonesia.
Johny pun menilai langkah JK tak terlepas dari pesan Presiden Jokowi terkait pentingnya keharmonisan tersebut. "Itu kan pasti ada sinyal-sinyal dari Pak Jokowi juga untuk menjaga agar relasi dan iklim politik kita ini terjaga dengan baik," kata Johny di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018.
Johny justru menilai baik kebersamaan JK dan Anies itu. Kata dia, keberhasilan pemerintahan Jokowi tak terlepas dari keberhasilan Anies sebagai Gubernur DKI dan gubernur-gubernur lain di Indonesia. Apalagi, kata dia, Indonesia akan menyongsong gelaran besar seperti Asian Games dan pertemuan tahunan IMF-World Bank.
"Jangan sampai ada relasi antarhierarki negara ini buruk. Relasi itu diperankan Pak JK dengan baik, dan kami berterimakasih," kata Johny.
Johny juga menanggapi ihwal kemungkinan JK menyorongkan Anies sebagai kandidat dalam pemilihan presiden tahun depan. Belakangan ini, nama Anies memang disebut-sebut menguat di internal Partai Keadilan Sejahtera sebagai kandidat calon presiden berpasangan dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Di internal Partai Gerindra, Anies juga dibahas sebagai kandidat calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
Baca juga: Pendukung Akan Deklarasi Anies Maju Pilpres 2019
Johny mengatakan, bukan JK yang bisa mengusung Anies, melainkan partai politik. Dia menilai saat ini koalisi partai politik penantang Jokowi belum jelas. Johny pun beranggapan, Anies belum dapat dikatakan menjadi ancaman bagi Jokowi.
"Kami harapkan koalisi sebelah segera terbentuk dan diviralkan. Supaya bisa tunjuk siapa capres cawapresnya dan tampilkan tandingan program-programnya," kata dia.
Adapun politikus Partai Demokrasi Perjuangan Alex Indra Lukman menilai wajar kebersamaan JK dan Anies. "Saya rasa dalam menjalankan fungsi-fungsi beliau sebagai wapres, tentu saja wajar di beberapa acara berdampingan dengan pejabat publik di negara ini," kata Alex di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018.
Alex mencontohkan kebersamaan JK dengan sejumlah pejabat publik, semisal Puan Maharani dalam acara-acara lain. Kata dia, kebersamaan keduanya pun wajar dalam konteks relasi Wakil Presiden dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Baca juga: Ketua Tim Ahli Wapres: JK Menolak AHY di Pilpres 2019
Alex berpendapat kebersamaan JK dan Anies tak harus ditafsirkan dari sudut pandang politik elektoral. Dia menyampaikan hal ini saat ditanya kemungkinan JK menyorongkan Anies sebagai salah satu kandidat dalam pemilihan presiden 2019. Bendahara fraksi PDIP ini mengatakan, tak semuanya harus dikaitkan dengan kontestasi pilpres 2019.
"Jangan sampai kemudian ada orang tidak mau duduk bersebelahan hanya karena takut ditafsirkan beda," kata dia.
Alex tak menjawab lugas saat ditanya apakah Anies bakal menjadi penantang yang mengancam Jokowi. "Saya rasa kami siap untuk berkompetisi satu sama lain. Kami juga mengapresiasi kalau para pemimpin bangsa ini bisa menjaga kerukunan dan kekeluargaan," kata dia.
FRISKI RIANA|BUDIARTI UTAMI PUTRI