TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengutarakan syarat calon yang dianggap layak mendampingi Joko Widodo pada pemilihan presiden dan wakil presiden mendatang. Pimpinan koalisi partai politik yang akan mengusung Jokowi nantinya akan meminta pendapat atas sepuluh nama kandidat kepada sejumlah ormas Islam dan berbagai elemen masyarakat.
Romy mengatakan kandidat calon wakil presiden yang diusung bersama Joko Widodo akan dinilai berdasarkan kecocokan dengan Jokowi, aspek penerimaan dari seluruh pimpinan partai politik, kapasitasnya memimpin negara jika presiden berada di luar negeri, serta aspek keterpilihan.
“Ini adalah proses elektoral sehingga faktor keterpilihan atau tingkat elektabilitas juga menjadi penting,” kata Romy di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018. “Terakhir mencerminkan keberagaman yang ada di Indonesia.”
Menurut Romy, pimpinan seluruh partai koalisi pendukung Jokowi seharusnya cepat membahas nama calon wakil presiden. Ia merujuk pada masa pendaftaran pasangan calon yang akan dimulai pada 4 Agustus 2018. "Idealnya sebelum 15 Juli,” kata Romahurmuziy. “Pak Jokowi akan bertemu dengan seluruh pimpinan partai koalisi untuk membahas bersama calon wakil presiden."
Berdasarkan pengalaman 2014 lalu, kata Romy, calon wakil presiden tak bisa dibahas hanya dalam kurun waktu satu hingga dua malam. “Ini akan berjalan selama beberapa pertemuan sehingga kalau pertemuan dilakukan terlalu mepet, ada hal-hal secara teknis sulit terkejar," kata dia.
Romy menuturkan, ada sepuluh nama kandidat wakil presiden dengan beda latar belakang yang dinilai layak menjadi pendamping Jokowi. Romy tak merinci kesepuluh nama itu. Namun mereka itulah yang menurut dia akan dimintakan pertimbangan ke ormas Islam dan komponen masyarakat.
Tak hanya calon wakil presiden, Romy mengatakan, pertemuan itu juga akan memfinalkan partai yang akan berkoalisi. Sejauh ini partai yang akan mendukung Jokowi pada Pemilu 2019 adalah PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, PPP, Hanura, Partai Solidaritas Indonesia, Perindo, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Partai-partai tersebut membuka peluang bergabung kepada partai-partai yang belum menentukan sikap, seperti Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional.
Sedangkan Partai Gerindra yang sebelumnya akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera, menunggu nama calon wakil presiden pendamping inkumben sebelum mengumumkan calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengan Prabowo Subianto. "Gerindra belakangan aja nanti," ujar Fadli Zon di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur pertengahan Juni lalu.
FRISKI RIANA