TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai suasana perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018 pada 27 Juni lalu sudah seperti suasana pemilihan umum legislatif (pileg) dan pemilihan presiden atau pilpres.
"Memang pilkada ini aromanya aroma pileg dan pilpres," ujar Tjahjo dalam sambutannya di acara Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, Jakarta, Senin, 2 Juli 2018.
Tjahjo menyebut pilkada 2018 terasa seperti pilpres bukan tanpa alasan. Menurut dia, jumlah pemilih dalam pilkada di 171 daerah kemarin sudah mencerminkan di atas separuh pemilih untuk pilpres 2019.
Baca juga: Pilpres 2019, PDIP: Ada yang Ingin Memecah Jokowi dengan Koalisi
"Ini sudah mencerminkan 64 persen sampai 67 persen pemilih nasional untuk pileg dan pilpres," katanya.
Selain itu, kata Tjahjo, isi pemberitaan media saat pilkada kemarin sudah seperti suasana pilpres. Menurut dia, banyak pemberitaan media yang sudah membahas siapa calon presiden, calon wapres, koalisi seperti apa, dan sebagainya.
"Jarang membahas koalisi pilkada atau adu program, adu konsep. Mayoritas pemberitaan yang kami kliping semua itu rasanya mau rasa pilpres saja," ucapnya. "Padahal forumnya baru September nanti kampanye pilpresnya."
Pilkada serentak seluruh Indonesia telah dilaksanakan pada Rabu, 27 Juni lalu. Pilkada serentak ini dilakukan di 171 daerah, dengan perincian dari 34 provinsi di Indonesia, 17 di antaranya memilih gubernur, 39 kota memilih wali kota, dan 115 kabupaten memilih bupati.
Baca juga: Berbeda Ketika Pilkada, Golkar Tetap Usung Jokowi di Pilpres 2019
Indonesia baru akan memasuki masa pilpres dan pileg pada 2019. Pendaftaran bakal calon pasangan presiden dan wakil presiden akan dibuka pada awal Agustus nanti.