INFO MPR - Keinginan Indonesia menjadi negara yang maju, adil, dan makmur, juga menjadi harapan bagi orang-orang Indonesia yang tinggal di luar negeri (Diaspora). Hal ini disampaikan Ketua Diaspora Indonesia Dino Pati Djalal saat bertemu Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan, di Gedung Nusantara III, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat, 29 Juni 2018.
Sebagai bukti kepedulian masyarakat Diaspora Indonesia, mereka akan menggelar Conference of Indonesian Diaspora Youth 2018 atau Konferensi Pemuda Diaspora Indonesia, 13-15 Agustus 2018, di Jakarta.
Menurut Dino, selain dihadiri para pemuda yang saat ini sedang belajar atau bekerja di berbagai belahan dunia, pertemuan tersebut juga akan diikuti pemuda dari berbagai provinsi dan organisasi yang ada di Indoneisa. Dijelaskan Dino, dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai gagasan dan konsep Indonesia 2045. Dia mengatakan, generasi pada masa itu berbeda dengan masa kini. Pada masa itu, anak-anak bangsa Indonesia akan memasuki usia produktif. “Kita mendorong generasi muda untuk fokus pada saat Indonesia berusia 100 tahun”, ujarnya.
Menurut Dino, hasil konferensi generasi muda itu akan diserahkan kepada ketua MPR, presiden, ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), para gubernur, dan institusi atau lembaga lain. Dino menyatakan apa yang dilakukan ini disebut sebagai kelanjutan Kongres II Sumpah Pemuda Tahun 1928.
Zulkifli menyatakan mendukung sepenuhnya konferensi. “Nah, para kepala daerah harus mengirimkan pemudanya ke acara itu. (Saya) Mendukung Konferensi Pemuda Diaspora Indonesia karena memikirkan Indonesia ke depan”, ucap pria asal Lampung itu.
Masyarakat diaspora, menurut Zulkifli, merupakan komunitas yang bebas kepentingan sektoral atau kelompok. “Mereka semata-mata memikirkan Indonesia menjadi negara maju,” katanya.
Zulkilfli berharap para pemuda yang berkumpul dalam acara itu mampu membuat konsep dan gagasan bagaimana Indonesia dalam menatap 100 tahun ke depan. “Kalau kita mempunyai konsep, kita tak akan kalah dengan negara lain”, tuturnya.
Pertemuan akan dihadiri Diaspora dari Inggris, Belanda, Swedia, Myanmar, Kuwait, Canada, Cina, dan negara lainnya. “Kalian boleh bekerja dan belajar di mana saja, yang penting hati tetap Indonesia”, ujar Zulkilfli, yang juga mantan Menteri Kehutanan itu. (*)