Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BMKG: Banjir Susulan Berpotensi Terjadi di Banyuwangi

image-gnews
Sebuah jembatan yang rusak di Sungai Badeng, kawasan hutan pinus Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 25 Juni 2018. Masyarakat diimbau tetap waspada. Sebab, berdasarkan kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Pandil di kompleks Gunung Raung, Banyuwangi, masih berpotensi longsor dan kembali menyebabkan banjir bandang, khususnya yang dilewati jalur wilayah tangkapan air gunung tersebut di sekitar Sungai Badeng. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Sebuah jembatan yang rusak di Sungai Badeng, kawasan hutan pinus Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 25 Juni 2018. Masyarakat diimbau tetap waspada. Sebab, berdasarkan kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Pandil di kompleks Gunung Raung, Banyuwangi, masih berpotensi longsor dan kembali menyebabkan banjir bandang, khususnya yang dilewati jalur wilayah tangkapan air gunung tersebut di sekitar Sungai Badeng. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Lumajang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi banjir susulan masih berpotensi terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur. BMKG menilai banjir susulan bisa terjadi karena intensitas hujan di Gunung Pendil, yang merupakan gunung api tua di Gunung Raung, masih tinggi. Kemungkinan longsor di Gunung Pendil yang berpotensi menyebabkan banjir bandang bisa kembali terjadi.

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Triyono Hari mengatakan, curah hujan yang tinggi di kawasan Gunung Pendil masih akan terjadi hingga akhir Juli 2018. Menurut Anjar, topografi Banyuwangi memiliki perbedaan awal musim kemarau. Di wilayah timur Banyuwangi telah memasuki musim kemarau pada April lalu, sedangkan wilayah barat masih musim hujan.

Baca: Pusat Vulkanologi: Banjir Bandang Banyuwangi Murni Peristiwa Alam

BMKG menyebutkan wilayah barat yang merupakan dataran tinggi masih terjadi musim hujan. Bahkan, menurut dia, curah hujan di wilayah barat Banyuwangi intensitasnya mengalami peningkatan. Ini disebabkan suhu muka laut masih hangat. "Wilayah barat seperti Kecamatan Songgon, Sempu, Singojuruh, dan wilayah barat lainnya, musim kemarau masih minggu ketiga Juli mendatang," kata Anjar dalam rilis yang diterima TEMPO, Selasa, 26 Juni 2018.

Berdasarkan data pada Juni 2017, curah hujan sebesar 40 milimeter per hari, sedangkan Juni 2018, saat terjadinya banjir bandang pada Jumat 22 Juni lalu, curah hujan mencapai 91 milimeter per hari. Curah hujan ini termasuk dalam kategori hujan lebat. "Intensitasnya pun tinggi. Hujan terjadi secara continue atau terus menerus sepanjang hari dari pagi hingga malam," kata Anjar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agus Budianto, Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, longsor susulan Gunung Pendil masih berpotensi terjadi. Sebabnya, masih terdapat material vulkanik yang mengalami pelapukan di Gunung Pendil. Mahkota longsor berada di puncak Gunung Pendil. Ketinggian Gunung Pendil sekitar 2.350 mdpl. Adapun titik tertinggi longsor ada di ketinggian 2.245 mdpl. Gunung Pendil memiliki penampang kerucut yang curam dengan kemiringan lebih dari 45 derajat.

Baca: Penjelasan BPBD Bagaimana Banjir Bandang di Banyuwangi Terjadi

Longsor di Gunung Pendil terjadi akibat di gunung ini terjadi banyak pelapukan material vulkanik, karena gunung ini merupakan gunung api tua yang tumbuh di kaldera besar. Saat musim kemarau terjadi rekahan-rekahan (retakan) tanah. Di musim hujan, ketika intensitas hujan tinggi air masuk ke dalam rekahan, dan mengalami kejenuhan air. Ini membuat air semakin susah masuk, dan karena gravitasi air turun, sehingga terjadi longsor, dan menyebabkan banjir bandang.

Sebab itulah, kata Agus, potensi longsor dan banjir susulan masih berpotensi terjadi. "Potensi terjadinya longsor susulan di Gunung Pendil masih ada. Karena itu, kami himbau masyarakat dan pemerintah untuk tetap waspada," kata Agus.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

1 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

Sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan BMKG dilanda hujan pada Rabu, 24 April 2024


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

4 jam lalu

Para Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Kemendagri, seusai melakukan kunjungan ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2023. Dalam kunjungan ini para praja IPDN untuk mendapatkan bimbingan penyuluhan dan sosialisasi Anti Korupsi dan dharapkan nanti seluruh civitas akademika dan khususnya praja IPDN akan menjadi influencer anti korupsi di daerah-daerah tempat mereka mengabdi. TEMPO/Imam Sukamto
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

Topik tentang IPDN membuka peluang bagi calon praja untuk mengikuti proses seleksi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

4 jam lalu

Warga melintasi banjir rob yang selalu menggenangi salah satu jalan Desa Bedono, Sayung, Demak, Ahad, 31 Maret 2024. Sejak tahun 1996 abrasi semakin parah, penurunan daratan mencapai 30 cm per tahun, area kampung tersebut banyak tenggelam air laut sehingga warga banyak yang pindah ke desa lain. TEMPO/Budi Purwanto
Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

BMKG memetakan potensi banjir rob di berbagai wilayah selama fase bulan purnama. Masyarakat pesisir diminta waspada.


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

13 jam lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.


Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

18 jam lalu

Basarnas cari korban tenggelam banjir bandang Muratara, Musi, Sumatera Selatan. (ANTARA/ HO- Basarnas Palembang)
Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

21 jam lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

23 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.


BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

1 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

1 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.