TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta para calon kepala daerah dan tim pemenangannya tidak mengangkat isu yang berbau suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada. "Jangan coba-coba mengangkat isu SARA yang memunculkan pertikaian dan konflik," kata Moeldoko di kantornya, Jakarta, Senin, 25 Juni 2018.
Moeldoko mengatakan isu SARA sangat sensitif. Topik tersebut dapat menjadi sentimen negatif dalam pertarungan pilkada. Karena itu, Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia tersebut meminta semua calon kepala daerah menggunakan cara yang santun.
Simak: Apa Gebrakan Moeldoko di KSP?
Tak hanya kepada para peserta pemilu, dia juga meminta negarawan berpikir lebih jernih dan bijaksana dalam mengelola isu SARA. Dia memahami topik tersebut tampak menarik untuk diangkat, terlebih guna membenturkan sesuatu. "Tapi janganlah isu SARA digunakan. Karena begitu memasuki area itu, sesungguhnya nanti pada akhirnya akan memukul dirinya sendiri," ujarnya.
Moeldoko mengajak semua pihak saling mengingatkan soal isu SARA. "Kami meminta kesadaran bersama untuk berpikir kepentingan yang jauh lebih besar, bukan kepentingan pragmatis," ucapnya.
Baca juga: Apa Kata Moeldoko Soal Pelibatan TNI dalam Isu Teroris?
Pilkada serentak akan digelar pada 27 Juni 2018. Sebanyak 171 daerah di 17 provinsi ikut serta dalam pemilihan tersebut. Moeldoko berharap gelaran itu lancar. Namun, jika provokasi dari isu SARA memunculkan situasi yang tidak stabil, Moeldoko memastikan aparat keamanan akan bekerja.