TEMPO.CO, Jakarta - Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Staquf bercerita tentang pidatonya, yang menuai banyak kritik di Indonesia, sebenarnya ditolak di forum American Jewish Committee (AJC) di Yerusalem. Yahya mengatakan pidatonya urung dibacakan karena panitia tidak menyukai materi yang disiapkannya.
"Di forum AJC itu, saya tidak jadi dikasih pidato. Pidato dibatalkan karena mereka tidak suka teksnya," kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu kepada Tempo, Jumat, 22 Juni 2018.
Baca:
Kehadiran Yahya Staquf di Acara ICFR Dinilai ...
Di Israel, Yahya Staquf Bicara Soal Melanjutkan ...
Berbicara di AJC, Yahya menuai polemik di dalam negeri. Banyak pihak menyebut Yahya tidak sensitif terhadap perjuangan Palestina.
Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Abdul Kharis Almasyhari menilai Yahya membuat blunder. Dia menganggap kunjungan itu dapat merusak jalan diplomasi Palestina yang telah ditempuh Indonesia sejak lama. Apalagi, kata dia, Yahya juga anggota Wantimpres.
Baca Juga:
Baca: Ketua Umum Golkar Sebut Timing Yahya Staquf ...
Yahya mengatakan kunjungannya bukan dalam kapasitas sebagai anggota Wantimpres dan Katib Am NU. Sebelumnya, pernyataan senada juga disampaikan pihak Istana dan pemimpin PBNU.
Dalam teks pidatonya, kata Yahya, dia berencana menyampaikan pesan perdamaian untuk Israel dan Palestina. Yahya juga ingin mempertegas dukungannya kepada masyarakat Palestina. Dia berencana menyampaikan bahwa masyarakat Palestina-lah yang menjadi alasannya datang ke forum itu.
Panitia AJC keberatan dengan isi pidato itu dan meminta Yahya untuk mengubahnya. Akhirnya, format yang awalnya pidato diubah menjadi wawancara. "Diubah menjadi wawancara supaya mereka bisa mengontrol isinya," ujar Yahya.
Baca: Kata Pengamat Timur Tengah Soal Lembaga ...
Yahya mengatakan teman-temannya dari kelompok Yahudi Israel justru mendukung pidato berisi pesan perdamaian itu. Mereka juga meminta Yahya mempertegas sikapnya mendukung rakyat Palestina. Pesan itu, kata Yahya, diharapkan menjadi benih rekonsiliasi yang mengakhiri peperangan. "Mereka bilang jangan sampai orang Yahudi senang, orang Palestina merasa saya tinggalkan, makanya saya buat teks seperti itu," ucapnya.
Akhirnya, Yahya Staquf menyampaikan naskah pidato yang sudah disusunnya itu di forum lain, yakni Israel Council on Foreign Relations. Yahya mengaku memiliki sejumlah agenda kegiatan dalam kunjungannya ke Yerusalem.