TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan penggalangan dana yang dilakukan partainya tak hanya untuk membiayai pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018. Dana yang terkumpul juga akan dijadikan amunisi pemilihan umum tahun depan.
"Tujuannya untuk semuanya, untuk pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden," kata Andre saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 23 Juni 2018.
Baca: Prabowo Galang Dana, Sekjen PSI: Jangan Ada Aliran Dana Hitam
Andre mengatakan agenda pemilu di 2018 dan 2019 membutuhkan banyak dana lantaran biaya politik semakin mahal. Ia mencontohkan, dana saksi di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) membutuhkan triliunan rupiah. Di sisi lain, kemampuan dan logistik partai saat ini terbatas.
Partai Gerindra selama ini bergerak dengan donasi internal partai. Para kader bergotong royong memenuhi kebutuhan. Namun hanya 20 persen dari kebutuhan partai yang mampu dipenuhi.
Baca: Gerindra Galang Dana, PKS: Prabowo Jujur Tak Punya Uang
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga telah menggelontorkan dananya untuk kegiatan partai. "Tapi tentu tidak bisa terpenuhi 100 persen. Butuh partisipasi aktif masyarakat," kata Andre.
Andre mengatakan skema penggalangan dana publik ini sudah lazim diterapkan baik di dalam dan luar negeri. Selain menjaga transparansi dana operasional partai, ia mengatakan skema ini juga memastikan kredibilitas politikus Gerindra. "Skema ini menjaga politikus agar tidak diatur pemegang dana. Jangan sampai diatur cukong," ujarnya.
Prabowo Subianto sebelumnya mengumumkan pembukaan donasi untuk Partai Gerindra demi membiayai ongkos politik di Pilkada 2018. Menurut Prabowo, partainya butuh bantuan finansial untuk memberi upah para saksi yang ditempatkan di semua TPS. Penggalangan dana dilakukan melalui aplikasi Telegram dengan akun @GalangPerjuangan.
Baca: Prabowo Galang Dana, Begini Aturan KPU Soal Sumbangan Kampanye