Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Meningkat Sepekan Ini

image-gnews
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap dari kalderanya di Selat Sunda, 20 April 2015. Gunung ini setiap bulannya mengalami peninggian kurang lebih 20 inci, saat ini pertumbuhannya sudah mencapai ketinggian kurang lebih sekitar 230 meter di atas permukaan laut. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap dari kalderanya di Selat Sunda, 20 April 2015. Gunung ini setiap bulannya mengalami peninggian kurang lebih 20 inci, saat ini pertumbuhannya sudah mencapai ketinggian kurang lebih sekitar 230 meter di atas permukaan laut. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Devy Kamil Syahbana, membenarkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas gunung Anak Krakatau sejak awal pekan ini pada 18 Juni 2018.

“Kemarin, tanggal 21 Juni, ada orang mengambil gambar, kemudian ramai mengatakan terjadi erupsi,” kata dia di kantornya di Bandung pada Sabtu, 23 Juni 2018.

Devy mengatakan erupsi yang terjadi di Gunung Anak Krakatau adalah hal biasa untuk gunung api yang sedang masuk fase bertumbuh. Sejak sepekan ini, misalnya, terjadi erupsi embusan. ”Embusan ini abu dan gas, bukan erupsi yang besar,” ujarnya.

Baca: Menang di Polling Vulcano Cup, Ini Sejarah Gunung Krakatau

Sejak 2012, kata Devy, PVMBG sudah menetapkan aktivitas Gunung Anak Krakatau dalam status waspada atau level II. “Kalau level II, bisa terjadi erupsi di sekitar area puncak. Ada peningkatan aktivitas, bisa juga tidak erupsi, atau disertai erupsi tapi di daerah puncak,” ucapnya.

Devy menuturkan sejumlah pengamatan yang dilakukan dari pos pengamatan, pemantauan instrumental dan remote sensing, yang memanfaatkan satelit, mendapati aktivitas Gunung Anak Krakatau masih dalam kategori relatif stabil. “Boleh dikatakan stabil, dalam artian tidak ada peningkatan yang luar biasa,” tuturnya.

Meski begitu, Devy berujar erupsi bisa terjadi setiap saat. PVMBG sudah memberikan rekomendasi agar tidak ada aktivitas warga di sekitar Gunung Anak Krakatau dalam radius 1 kilometer. “Tidak boleh ada aktivitas dalam pulau itu. Nelayan masih bisa beraktivitas di sekitar pulau itu seperti biasa, tapi jangan menepi di wilayah bukaan kawah gunung itu, bukaan kawahnya itu ke arah barat daya,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: BPPTKG: Saluran Magma Gunung Merapi Mulai Terbuka

PVMBG mencatat, sejak 18 Juni 2018 terjadi peningkatan aktivitas dengan terekam gempa vulkanik dan tektonik serta tremor terus-menerus. Pada 19 Juni 2018 terpantau peningkatan gempa embusan dari rata-rata satu kali sehari menjadi 69 kali dalam sehari. Terekam juga 12 kali gempa low frekuensi. Lalu pada 20 Juni 2018 terekam 88 kali gempa embusan, 11 gempa low frekuensi, dan 36 kali gempa vulkanik dangkal. Kemudian pada 21 Juni 2018 terekam 49 gempa embusan, 8 kali gempa low frekuensi, 50 kali gempa vulkanik dangkal, dan 4 kali gempa vulkanik dalam. Pada 22 Juni 2018 terlihat visual asap dari kawah utama setinggi 100-200 meter dari puncak dan embusan asap berwarna kelabu disertai material abu vulkanik.

Gunung Anak Krakatau tumbuh dari sisa letusan Gunung Krakatau pada 1883. Letusan saat itu menghancurkan tiga puncak gunung sekaligus, yakni Gunung Danan, Perbuwatan, dan sebagian Gunung Rakata, yang menyisakan Pulau Rakata. Letusan itu mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 40 meter.

Selepas letusan besar tersebut, pada 1927, seorang ilmuwan Belanda menemukan aktivitas erupsi bawah laut di kompleks sisa-sisa kompleks Gunung Krakatau. Baru pada 1929, serangkaian erupsi bawah laut itu memunculkan material yang terlihat di permukaan laut, yang terus tumbuh dan saat ini dikenal sebagai Gunung Anak Krakatau.

Tinggi Gunung Anak Krakatau terakhir tercatat 800 meter di atas permukaan laut. “Pertumbuhannya sampai sekarang membentuk Gunung Anak Krakatau yang berupa pulau gunung api dengan diameter 2 kilometer,” ujar Devy.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

4 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

Gunung Ruang masih berstatus Awas, namun Badan Geologi sudah mencabut peringatan dini tsunami.


Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

7 hari lalu

Erupsi eksplosif yang terjadi di Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu malam 17 April 2024. Gunung api itu kini berstatus Awas. (ANTARA/HO-PVMBG)
Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

Badan Geologi sempat mengingatkan potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang Sulawesi Utara.


60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

55 hari lalu

Gunung Marapi yang mengeluarkan batu pijar terlihat dari Jorong Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat 23 Februari 2024 malam. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak Senin (19/2/2024) hingga Jumat (23/2) sore, aktivitas gunung yang berstatus siaga level III tersebut meningkat dengan 13 kali letusan dan 219 kali hembusan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

Gunung Api Marapi di Sumatera Barat tercatat mengalami sekitar 60 kali sepanjang Februari 2024. Erupasi masih terjadi ketika proses akumulasi data.


Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

23 Februari 2024

Kondisi Gunung Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara saat meletus pukul 17.12 WIT, Sabtu, 12 Januari 2019. BNPB
Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

Gunung Ibu Halmahera kembali meletus tengah malam, pada pergantian hari. Hujan abu mencapai pemukiman warga.


Erupsi 42 Kali Bulan Ini, Abu Vulkanik Gunung Marapi Sempat Membumbung Hingga 900 meter

22 Februari 2024

Seorang warga melihat Erupsi Gunung Marapi yang kembali terjadi di Sumatera Barat, Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Erupsi 42 Kali Bulan Ini, Abu Vulkanik Gunung Marapi Sempat Membumbung Hingga 900 meter

Sudah ada 42 kali letusan Gunung Marapi sejak awal Februari 2024 hingga hari ini. Abunya sempat menyundul ketinggian 900 meter.


Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

29 Desember 2023

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu 3 Desember 2023 dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

Erupsi Gunung Marapi mengejutkan. Berikut 5 gunung berapi yang paling sering meletus sepanjang 2023.


Gunung Anak Krakatau Erupsi Dua Kali, Lontaran Abu 357 Meter

15 Desember 2023

Pantauan Gunung Anak Krakatau dari CCTV PVMBG, Jumat, 15 Desember 2023. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Anak Krakatau Erupsi Dua Kali, Lontaran Abu 357 Meter

PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.


Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Vulkanik Membubung 1.000 Meter

14 Desember 2023

Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Selasa 5 Desember 2023, pukul 04.38 WIB. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi sekitar 41 detik. Dok Polda Banten
Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Vulkanik Membubung 1.000 Meter

Gunung Anak Krakatau yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter.


Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Setinggi 757 Meter, Nelayan Diimbau Menjauh

13 Desember 2023

Gunung Anak Krakatau dipantau dari CCTV PVMBG. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Setinggi 757 Meter, Nelayan Diimbau Menjauh

Masyarakat dan nelayan diimbau untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.


Gunung Anak Krakatau Erupsi Kemarin, Polda Banten Imbau Warga Beraktivitas di Radius 5 Km

6 Desember 2023

Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Selasa 5 Desember 2023, pukul 04.38 WIB. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi sekitar 41 detik. Dok Polda Banten
Gunung Anak Krakatau Erupsi Kemarin, Polda Banten Imbau Warga Beraktivitas di Radius 5 Km

Nelayan dan warga diimbau tidak mendekat beraktivitas dalam radius lima kilometer dari Gunung Anak Krakatau setelah kemarin erupsi