TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor SAR (Search and Rescue) Medan Budiawan mengatakan bangkai kapal motor Sinar Bangun atau KM Sinar Bangun diprediksi berada di kedalaman 460 meter perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Dia berujar, tingkat dan suhu di kedalaman tersebut menjadi kendala bagi tim penyelam gabungan dalam pencarian bangkai kapal dan para korban.
"Kemampuan daya selam personel dan alat (pendeteksi) terbatas, hanya di angka 350 meter," ucap Budiawan seusai apel tim gabungan di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, seperti dilansir Antara, Kamis, 21 Juni 2018.
Baca: Menhub Sebut KM Sinar Bangun Berkapasitas 43 Penumpang
KM Sinar Bangun mengangkut ratusan penumpang dan puluhan kendaraan bermotor roda dua dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Senin, 18 Juni lalu. Kapal kayu yang seharusnya hanya mengangkut 43-80 penumpang ini tenggelam setelah dihantam angin kencang dan ombak tinggi sekitar pukul 17.30 WIB.
Hingga saat ini, ada 366 personel dari berbagai instansi dan lembaga pemerintah dengan peralatan khusus masing-masing yang masuk menjadi tim gabungan pencari korban KM Sinar Bangun. Namun tim tersebut baru berhasil mengevakuasi 21 penumpang yang terdiri atas 18 orang selamat dan 3 orang meninggal dunia.
Baca: Besok, Basarnas: Korban KM Sinar Bangun Mulai Banyak Ditemukan
Selain itu, menurut Budiawan, suhu air Danau Toba sangat rendah. Hal ini menjadi kendala bagi para penyelam untuk mencapai titik atau lokasi tenggelamnya kapal. Dia mengklaim, sesuai dengan kesepakatan, tim penyelam hanya diizinkan masuk hingga kedalaman 50 meter.
Di muka perairan, tim gabungan mengerahkan 200 personel yang menyisir di sisi timur laut lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun. Anggota tim tersebut terbagi dengan menggunakan 10 perahu karet, beberapa motor air, dan sejumlah kapal nelayan. "Sesuai dengan arah angin dengan radius 6-10 kilometer dari koordinat titik tenggelamnya kapal," kata Budiawan.
Baca: Tenggelamnya KM Sinar Bangun, BMKG Keluarkan Peringatan Dua Kali