TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Politik Djayadi Hanan menilai hengkangnya Siti Hediati Haryadi alias Titiek Soeharto dari Partai Golkar ke partai besutan adiknya Tommi Soeharto, Partai Berkarya tidak akan berdampak terhadap suara Partai Golkar. "Titiek belum menjadi tokoh yang cukup berpengaruh di dalam Partai Golkar," ujar Djayadi saat dihubungi, Selasa 12 Juni 2018.
Djayadi berpendapat kepindahan Titiek ke Partai Berkarya merupakan hal yang wajar, karena bergabung dengan partai yang kental dengan keanggotaan trah Cendana.
Baca:
Hengkang dari Golkar, Titiek Soeharto Caleg ...
Alasan Keluarnya Titiek Soeharto dari Golkar ...
Dalam Rapat Konsilidasi Partai Berkarya Senin 11 Juni di Yogyakarta, Titiek Soeharto mengumumkan keluar dari Partai Golkar dan menjadi anggota Partai Berkarya. "Saya putuskan keluar dari Golkar, dan saya pilih memperjuangkan aspirasi rakyat melalui Partai Berkarya," ujar Titiek saat berpidato di hadapan kader Partai Berkarya di tempat kelahiran ayahnya, Soeharto di Desa Kemusuk, bantul, Yogyakarta.
Djayadi berujar perpindahan itu akan memperkuat Partai Berkarya sebagai partai yang ingin mengulang masa kepemimpinan Soeharto dulu. "Bagi kalangan masyarakat yang ingin kembali ke masa Presiden Soeharto dulu, pindahnya Titiek akan memperkuat Partai Berkarya," ujarnya.
Baca:
Alasan Titiek Soeharto Tak Izin Golkar Pindah ke ...
Titiek Soeharto: Golkar Sudah Tak Butuh Saya
Kehadiran Titiek sebagai anggota baru, kata Djayadi, belum menjamin mampu mendongkrak elektabilitas Partai Berkarya. Partai Berkarya sejak resmi terdaftar sebagai peserta Pemilu masih mendapatkan suara di bawa 2 persen.
Selain itu, mayoritas pemilih marupakan generasi melenial, lanjut Djayadi, Partai Berkarya harus bekerja keras untuk mendulang suara. "Tidak seluruh pemilih mengalami masa-masa pemerintahan Soeharto." Kehadiran Titiek Soeharto sebagai anggota baru, kata Djayadi, belum menjamin mampu mendongkrak elektabilitas Partai Berkarya.