TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPH SDA MUI) bekerja sama dengan Greenpeace Indonesia mengadakan acara Eco Ifthar. Acara ini digunakan untuk memulai kampanye #PantangPlastik untuk mengurangi penggunaan plastik.
"Dengan memanfaatkan momentum Ramadhan, diharapkan masyarakat khususnya umat Islam semakin sadar terhadap isu lingkungan yang ditimbulkan plastik," kata Ketua LPH SDA MUI, Hayu S. Prabowo, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis, 7 Juni 2018.
Baca: Kisah Inspiratif Pengungsi Somalia Pengumpul Sampah Plastik
Hayu mengatakan kampanye itu tidak lepas dari data Greenpeace yang menunjukkan terdapat 267 hewan yang kelangsungan hidupnya terancam lantaran menelan atau terjerat plastik. Menurut Hayu, plastik juga menjadi sebab utama tewasnya makhluk hidup di laut pada setiap tahunnya.
Hayu menilai krisis lingkungan selama ini juga berkaitan erat dengan krisis moral. Menurut Hayu, pandangan manusia yang menganggap alam sebagai objek, bukan sebagai subjek, memperparah masalah penggunaan plastik. "Penanggulangan terhadap masalah ini haruslah dengan pendekatan moral. Pada titik inilah agama harus tampil berperan,” kata Hayu.
Baca: Demi Sehat, Pilih 7 Plastik yang Aman Ini
Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi mengatakan, kampanye ini berperan penting untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dalam kegiatan masjid. Muharram berharap masjid dan rumah ibadah diharapkan mulai menggunakan wadah yang bisa digunakan berkali-kali seperti berupa gelas keramik, piring kaca, maupun rotan.
Kata dia, sebagai pengganti plastik, masjid juga bisa menggunakan wadah sekali pakai namun ramah lingkungan seperti daun pisang. “Ini merupakan bagian dari kampanye #PantangPlastik yang memberdayakan masyarakat perkotaan sebagai pelaku sekaligus target utama perubahan sikap," kata Muharram.