TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Purbalingga Tasdi yang terjaring operasi tangkap tangan KPK mengacungkan salam metal saat tiba di Gedung Merah Putih KPK pada Selasa dini hari, 5 Juni 2018. Ia tampak beberapa kali mengacungkan salam itu.
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto tak mengetahui makna yang hendak disampaikan Bupati Purbalingga yang juga kader Banteng tersebut.
Baca juga: Soal OTT Bupati Purbalingga, Ini Kata Ketua DPD PDIP Jateng
"Yang tahu Pak Tasdi Sendiri (kenapa memberi salam metal)," ujar pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu. Menurut dia, salam metal memang identik dengan PDIP.
"Salam metal adalah salam kami (PDIP). Merah Total, Mega Total, dan Menang Total," ucap Bambang Pacul, Selasa 5 Juni 2018.
Baca juga: Tiba di KPK, Bupati Purbalingga Tasdi Acungkan Salam Metal
Saat ditanya apakah pihak PDIP keberatan dengan sikap Tasdi, Bambang mengaku tidak bisa melarang orang mengacungkan salam metal. "Siapa yang bisa larang orang bisa kasih kode salam metal?," ujar Bambang.
Tasdi tertangkap tangan KPK di kantornya pada Senin 4 Juni 2018. Ia digelandang di Gedung KPK pada Selasa 6 Juni pagi. Saat digiring petugas KPK, Tasdi tak mengucapkan sepatah kata, namun langsung mengacungkan salam metal dengan tangan kanannya.
Baca juga: KPK Sebut OTT Bupati Purbalingga Terkait Fee Proyek Pembangunan
Politikus PDI Perjuangan tersebut diciduk KPK bersama Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Purbalingga Jateng, satu rekan dari pihak swasta, dan ajudannya.
Tasdi merupakan politikus yang merintis kariernya di PDIP sejak dari bawah. Bupati Purbalingga itu tercatat tiga kali menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Purbalingga sejak 2005. Hingga ditangkap KPK, Tasdi masih menjabat Ketua DPC PDI sampai tahun 2020.
Baca juga: Tiba di KPK, Bupati Purbalingga yang Terjerat OTT Tak Berkomentar
Namun Bambang Pacul mengatakan DPP PDIP langsung memecat Bupati Purbalingga itu setelah dicokok KPK.